PENGARUH AUDIT FEE, JASA SELAIN AUDIT,
PROFIL KANTOR AKUNTAN PUBLIK, HUBUNGAN AUDIT YANG LAMA ANTARA KAP DENGAN KLIEN
TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR DALAM KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA
RUDI PRATONO
DESY INDAH LESTARI
Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Kusuma
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi independensi akuntan publik dalam pelaksanaan
audit oleh kantor akuntan publik yang ada di Surabaya . Teknik analisis yang dipakai adalah
analisis model regresi linier sederhana dan regresi linier berganda dengan
memakai alat Bantu SPSS versi 11.0.
Penelitian ini dapat membuktikan bahwa audit fee, jasa lain selain audit yang
disediakan oleh kantor akuntan publik terhadap klien yang sama dalam waktu yang
bersamaan, profil kantor akuntan publik, dan yang terakhir yaitu lamanya
hubungan audit antara klien dengan kantor akuntan publik secara bersama-sama
berpengaruh terhadap independensi akuntan publik. Dari hasil uji secara parsial
yang dilakukan, terbukti semua faktor juga berpengaruh terhadap independensi
akuntan publik.
Kata kunci:
Independensi, Audit Fee,
Jasa Lain, Profil KAP, Lamanya hubungan.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Profesi akuntan
publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik,
masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap
informasi yang disajikan oleh manajemen Perusahaan dalam laporan keuangan
(Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Profesi akuntan publik bertanggungjawab
untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan Perusahaan, sehingga
masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan
keputusan.
|
Titik & Unti
(2001) mengungkapkan 10 faktor yang dianggap oleh akuntan mempengaruhi sikap
dan perilaku etis mereka, meliputi: religiusitas, pendidikan, organisasional, emotional quotient, lingkungan keluarga, pengamalan hidup,
imbalan yang diterima, hukum, dan posisi atau kedudukan.
Menurut
penelitian yang dikumpulkan AAA Financial
Accounting Standards Committee (2000) tentang independensi menunjukkan
bahwa dalam mengambil keputusan akuntan publik dipengaruhi oleh dorongan untuk
mempertahankan klien auditnya. Hasil penelitian juga memberikan bukti bahwa
pengaruh budaya masyarakat atau organisasi terhadap pribadi akuntan publik akan
mempengaruhi sikap independensinya.
Dengan demikian
independensi akuntan publik sangat diperlukan karena publik sebagai penilai
laporan keuangan melaksanakan audit bukan hanya untuk kepentingan klien yang
membayar fee tetapi juga untuk pihak
ketiga atau masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan
klien yang diaudit atau diperiksa seperti: pemegang saham, kreditur, investor,
calon kreditur, calon investor, dan instansi pemerintah (terutama instansi
pajak). Oleh karena itu, independensi auditor dalam melaksanakan keahliannya
merupakan hal yang pokok, meskipun auditor tersebut dibayar oleh kliennya
karena jasa yang telah diberikan.
Warta
ekonomi.com (2002) mengungkapkan adanya kekhawatiran bahwa independensi bisa
terganggu ini dilatarbelakangi oleh dua hal. Pertama, akuntan atau KAP terlalu
lama mengaudit di suatu perusahaan yang sama. Kedua, independensi bisa
terganggu karena pada saat akuntan mengaudit suatu perusahaan, ternyata pada
waktu yang sama dia juga memberikan jasa lain.
Tujuan dan
kepentingan manajemen perusahaan dalam menyiapkan dan menyajikan laporan
keuangan bertentangan dengan tujuan dan kepentingan pihak-pihak tertentu yang
menggunakan laporan keuangan. Sehubungan dengan posisi yang unik tersebut, maka
akuntan publik dituntut dapat mempertahankan kepercayaan yang telah mereka
terima dari klien dan pihak ketiga dengan cara mempertahankan independensinya.
Dalam memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan klien yang
diauditnya, akuntan publik harus bersikap independen terhadap tujuan dan
kepentingan klien, para pemakai laporan keuangan, maupun diri mereka sendiri.
Akuntan publik
atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki
posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien
yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen
untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini
manajemen inigin supaya kinerjanya terlihat selalu baik dimata pihak eksternal
perusahaan terutama pemilik (prinsipal). Akan tetapi disisi lain, pemilik
(prinsipal) menginginkan supaya auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan
yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya. Dari uraian di atas terlihat
adanya suatu kepentingan yang berbeda antara manajemen dan pemakai laporan
keuangan.
Akuntan publik
sebagai salah satu profesi yang diandalkan untuk menilai kewajaran laporan
keuangan. Oleh karena itu profesionalitas akuntan publik dituntut untuk
berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta dapat mengatasi pergerakan
dalam dunia usaha yang kian berkembang dan mengalami berbagai macam peristiwa.
Independensi
akuntan publik sama pentingnya dengan keahlian dalam praktik akuntansi dan
prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap akuntan publik. Akuntan publik
harus independen dari setiap kewajiban atau independen dari pemilikan
kepentingan dalam perusahaan yang diauditnya. Di samping akuntan publik harus
benar-benar independen, ia juga harus menimbulkan persepsi di kalangan
masyarakat bahwa ia benar-benar independen.
Menurut Mulyadi
(1998) faktor yang dapat mempengaruhi independensi akuntan publik beberapa
diantaranya adalah hubungan keuangan dengan klien, kedudukan dalam perusahaan,
keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai dengan klien dan tidak konsisten,
pelaksanaan jasa lain untuk klien audit, hubungan keluarga dan pribadi, imbalan
atas jasa profesional, penerimaan barang atau jasa dari klien, pemberian barang
atau jasa kepada klien. Penelitian sebelumnya Shockley (1981) meneliti empat
faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik yang meliputi: persaingan
antar akuntan publik, pemberian jasa konsultasi manajemen kepada klien, ukuran
kantor akuntan publik, hubungan yang lama antara kantor akuntan publik dengan klien.
Sedangkan dalam penelitian ini faktor yang akan diteliti adalah audit fee, jasa selain audit yang diberikan
oleh kantor akuntan publik, profil dari kantor akuntan publik, dan hubungan
audit yang lama antara kantor akuntan publik dengan klien. Pemilihan keempat
faktor tersebut disebabkan karena dari semua faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi independensi akuntan publik, keempat faktor tersebut paling
dominan dan dalam kenyataannya sering menjadi masalah bagi kantor akuntan
publik, klien maupun pihak ketiga pengguna laporan keuangan klien.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh antara audit fee, jasa selain audit, profil KAP, hubungan audit yang lama antara
kantor akuntan publik dengan klien terhadap independensi akuntan publik dalam
pelaksanaan audit oleh kantor akuntan publik di Surabaya ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara audit
fee, jasa selain audit, profil KAP,
hubungan audit yang lama antara kantor akuntan publik dengan klien terhadap
independensi kantor akuntan publik yang ada di Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian
ini, manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
- Memberikan masukan bagi pendidik khususnya pendidikan akuntansi pada perguruan tinggi dalam mendidik, dan mendiskusikan mengenai pentingya independen auditor dalam pola pendidikan bagi para mahasiswa, sebagai calon akuntan dan auditor dimasa yang akan datang.
2
Memberikan masukan bagi Akuntan Publik agar dapat lebih
meningkatkan kemampuan auditor dalam melaksanakan tugas dengan lebih memberikan
perhatian dan pelatihan terkait dengan independensi, sehingga mereka bekerja
dengan optimal, berintegritas dan bertanggung jawab.
3
Dengan mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
independensi akuntan publik maka dapat ditemukan solusi atau pemecahan yang
tepat guna mengantisipasi hal tersebut di masa-masa yang akan datang, sehingga
dapat menjaga citra dari akuntan publik di mata masyarakat pengguna laporan
keuangan.
4
Memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi independesi akuntan publik, sehingga dapat menambah wawasan bagi
kantor akuntan publik mengenai hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan auditnya. Pada
akhirnya kantor akuntan publik tersebut dapat meningkatkan independensi dalam
memberikan opini atas laporan keuangan.
5
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
perbandingan riset-riset selanjutnya terkait dengan penelitian independensi
auditor yang lebih sempurna dan komperehensif.
1.5 Batasan
Masalah
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi independensi khususnya independensi dalam penampilan
menurut staf kantor akuntan publik yang akan diteliti yaitu antara lain: audit fee, jasa lain yang diberikan (selain
jasa audit), profil kantor akuntan publik, hubungan audit yang lama antara
kantor akuntan publik dengan klien.
Audit fee yang diterima oleh suatu kantor
akuntan dari klien tertentu mungkin merupakan sebagian besar atau sebagian
kecil dari total pendapatan kantor akuntan tersebut.
Jasa lain selain
audit yang diberikan oleh kantor akuntan publik kepada klien, misalnya: jasa
konsultasi manajemen, konsultasi perpajakan, dan lain sebagainya.
Profil KAP
merupakan ukuran kantor akuntan publik, yaitu:
1. Kantor akuntan publik besar,
yang telah melakukan audit pada perusahaan go publik.
2. Kantor akuntan publik kecil,
yang belum melaksanakan audit pada perusahaan go publik.
Hubungan audit
yang lama antara kantor akuntan publik dengan klien dilihat dari jangka waktu
pemeriksaan atau audit tersebut dilakukan yaitu 5 tahun ke bawah atau 5 tahun
lebih.
1.6 Sistematika
Penelitian
Hasil penelitian
akan disajikan dalam 5 bab, dimana masing-masing bab akan diuraikan sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini dikemukakan
pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah yang berkaitan dengan
fakta-fakta dari independensi akuntan publik, perumusan masalah, batasan
penelitian yang akan diteliti sehubungan dengan banyaknya hal yang mempengaruhi
independensi akuntan publik, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penelitian
Bab II Landasan Teori
Pada bab ini akan disajikan
penjelasan dan keterangan tentang bahasan bekal teori yang relevan dengan
masalah penelitian mengenai independensi akuntan publik yang dipengaruhi oleh
audit fee, jasa selain audit, profil
KAP dengan klien, hubungan audit yang lama antara KAP dengan klien, penelitian
terdahulu yang relevan dan hipotesis penelitian.
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan
tentang model atau jenis penelitian ilmiah yang dilakukan, definisi operasional
variabel dan variabel yang digunakan, skala pengukuran, jenis dan sumber data,
instrumen dan pengumpulan data, target dan karakteristik populasi, teknik
sampling dan besarnya sampel, unit analisis, rancangan kuesioner, teknik
analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan
Analisisa
Pada bab ini data-data yang
diperoleh akan diolah dan ditampilkan untuk kemudian diadakan pembahasan sesuai
tujuan penelitian serta teori dan pemasalahan yang dihadapi.
Bab V Simpulan dan Saran
Pada bab ini disajikan mengenai
kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, saran-saran dari implikasi
yang terjadi, yang didapatkan setelah diadakan penelitian.
BAB II

2.1. Landasan
Teori
2.1.1. Definisi
Etika Profesional
Etika
profesional meliputi perilaku bagi seorang profesional yang dirancang untuk
mencapai tujuan-tujuan praktis dan idealistis. Sedangkan kode etik profesional
dirancang sebagai bahan untuk mendorong perilaku yang ideal.
Enam prinsip
yang tergantung dalam kode etik dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
- Tanggung jawab
- Kepentingan publik
- Integritas
- Objektifitas dan independensi
- Kecermatan atau keseksamaan
- Lingkup dan sifat jasa
2.1.2. Definisi
Independensi
|
Independensi
merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik.
Independensi berarti bahwa auditor harus jujur, tidak mudah dipengaruhi dan
tidak memihak kepentingan siapapun, karena ia melakukan pekerjaannya untuk
kepentingan umum. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya pada manjemen
dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang
meletakkan kepercayaan pada pekerjaan auditor tersebut. Sikap mental independen
tersebut meliputi independen dalam fakta (in
fact) maupun independen dalam penampilan (in appearance).
Independen dalam
fakta adalah independen dalam diri auditor, yaitu kemampuan auditor untuk untuk
bersikap bebas, jujur dan objektif dalam melakukan penugasan audit. Hal ini
berarti bahwa auditor harus memiliki kejujuran yang tidak memihak dalam
menyatakan pendapatnya dan dalam mempertimbangkan fakta-fakta yang dipakai
sebagai dasar pemberian independen dalam fakta atau independen dalam kenyataan
harus memelihara kebebasan sikap dan senantiasa jujur menggunakan ilmunya
(Munawir:1995:35). Sedangkan independen dalam penampilan adalah independen yang
dipandang dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang di
audit yang mengetahui hubungan antara auditor dengan kliennya. Auditor akan
dianggap tidak independen apabila auditor tersebut mempunyai hubungan tertentu
(misalnya hubungan keluarga, hubungan keuangan) dengan kliennya yang dapat
menimbulkan kecurigaan bahwa auditor tersebut akan memihak kliennya atau tidak
independen. Oleh karena itu, auditor tidak hanya harus bersikap bebas menurut
faktanya, tapi juga harus menghindari keadaan-keadaan yang membuat orang lain
meragukan kebebasannya (Munawir:1995:35). Lebih lanjut Munawir (1995:32)
menyatakan bahwa berdasarkan ketentuan bursa efek, auditor akan dianggap tidak
independen jika:
- Kantor akuntan yang bersangkutan atau salah satu pegawainya menjadi pimpinan atau direktur perusahaan klien.
- Kantor akuntan yang bersangkutan atau salah satu pegawainya melakukan pekerjaan akuntansi klien, termasuk pembuatan jurnal, pencatatan dalam buku besar, jurnal penutup dan penyusunan laporan keuangan.
- Kantor akuntan dengan klien saling melakukan peminjaman pribadi (kepentingan keuangan) dalam jumlah materiil ditinjau dari jumlah kekayaan auditor yang bersangkutan.
Sedangkan
menurut Mulyadi (1998:50) hal-hal yang dapat mempengaruhi integritas,
objektivitas dan independensi, antara lain:
1.
Hubungan keuangan dengan klien
Hubungan
keuangan dengan klien dapat mempengaruhi objektivitas dan dapat mengakibatkan
pihak ketiga berkesimpulan bahwa objektivitas auditor tidak dapat
dipertahankan. Contoh hubungan keuangan antara lain:
a.
Kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung
dengan klien.
b.
Pinjaman dari atau kepada klien, karyawan, direktur,
atau pemegang saham utama dalam perusahaan klien.
Dengan adanya
kepentingan keuangan, seorang auditor jelas bekepentingan dengan laporan audit
yang diterbitkan. Hubungan keuangan mencakup kepentingan keuangan oleh suami,
istri, keluarga sedarah semenda, sampai garis kedua auditor yang bersangkutan.
Jika saham yang dimiliki merupakan bagian yang material dari:
a.
Modal saham perusahaan klien, atau
b.
Aktiva yang dimiliki pimpinan atau rekan pimpinan atau
kantor akuntan publik suami atau istri, keluarga saudara semendanya sampai
dengan garis kedua. Kondisi ini bertentangan dengan integritas, objektivitas
dan independensi auditor tersebut. Konsekuensinya auditor harus menolak atau
melanjutkan penugasan audit yang bersangkutan, kecuali jika hubungan tersebut
diputuskan.
Pemilikan saham
di perusahaan klien secara langsung atau tidak langsung mungkin diperoleh
melalui warisan, perkawinan dengan pemegang saham atau pengambilalihan. Dalam
hal seperti itu pemilikan saham harus atau secepat mungkin auditor yang
bersangkutan harus menolak penugasan audit atas laporan keuangan perusahaan
tersebut.
2.
Kedudukan dalam perusahaan
Jika seorang
auditor dalam atau segera setelah periode penugasan, menjadi:
a.
Anggota dewan komisaris, direksi atau karyawan dalam
manajemen perusahaan klien, atau
b.
Rekan usaha atau karyawan salah satu dewan komisaris,
direksi atau karyawan perusahaan klien, maka ia dianggap memiliki kepentingan
yang bertentangan dengan objektivitas dalam penugasan. Dalam keadaan demikian
ia harus mengundurkan diri atau menolak semua penugasan audit atas laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan.
3.
Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai
Seorang auditor
tidak boleh terlibat dalam usaha atau pekerjaan lain yang dapat menimbulkan
pertentangan kepentingan atau mempengaruhi independensi dalam pelaksanaan jasa
profesional. Seorang auditor tidak dapat melakukan kerjasama bisnis dengan
perusahaan klien atau dengan salah satu eksekutif atau pemegang saham utama.
4.
Pelaksanaan jasa lain untuk klien audit
Jika seorang
auditor dismaping melakukan audit, juga melaksanakan jasa lain untuk klien yang
sama, maka ia harus menghindari jasa yang menuntut dirinya melaksanakan fungsi
manajemen atau melakukan keputusan manajemen. Contoh berikut ini menyebabkan
auditor tidak independen:
a.
Auditor memperoleh kontrak untuk mengawasi kantor
klien, menandatangani bukti kas keluar (voucher) untuk pembayaran dan menyusun
laporan operasional berkala, sedangkan pada saat yang bersamaan dia juga
melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan klien tersebut.
b.
Jika perusahaan klien menggunakan financial consultant sekaligus auditor bagi klien tersebut, walaupun
konsultan keuangan (partner) yang ditugasi untuk melakukan audit berbeda dengan
partner yang melaksanakan penugasan konsultasi.
5.
Hubungan keluarga atau pribadi
Hubungan
keluarga yang pasti akan mengancam independensi adalah seperti akuntan publik
yang bersangkutan atau staf yang terlibat dalam penugasan itu merupakan suami
atau istri, keluarga sedarah semenda klien sampai dengan garis kedua atau
memiliki hubungan pribadi dengan klien. Termasuk dalam pengertian klien disini
antara lain pemilik perusahaan, pemegang saham utama, direksi dan eksekutif
lainnya.
6.
Fee atau jasa lainnya
Anggota KAP
tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat
merusak citra profesi. Akuntan publik tidak boleh mendapatkan klien yang telah
diaudit oleh kantor akuntan publik lain dengan cara menawarkan atau menjanjikan
fee yang jauh lebih rendah dari fee yang diterima oleh kantor akuntan publik
sebelumnya.
7.
Penerimaan barang atau jasa dari klien
Akuntan publik,
suami atau istrinya dan keluarga semendanya sampai dengan keturunan keduanya
tidak boleh menerima barang atau jasa dari klien yang dapat mengancam
independensinya, yang diterima dengan syarat tidak lazim dalam kehidupan
social.
2.1.3. Pentingnya
Independensi
Menurut Standar
Profesional Akuntan Publik (2001:220.1) menyatakan bahwa: “Dalam semua hal yang
berhubungan dengan penugasan, kebebasan dalam sikap mental harus dipertahankan
oleh akuntan publik.”
”Auditor’s should at all times be objective,
expressing opinions which are free from influence, independent of the company
and its directors, and unaffected by commercial conflict of interest.”
(Dunn John 1996:14)
“Dari profesi
akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam
laporan keuangan.” (Mulyadi 2002:4)
2.1.4. Independensi
dalam kenyataan (Independence in Fact)
Di dalam Arens
(2000:87) mengungkapkan tentang independensi dalam kenyataan bahwa: “Independence
in fact exists when the auditor is actually able to maintain an unbiased
attitude throughout the audit.”
Independensi
dalam kenyataan berkaitan dengan akuntan publik yang bersikap bebas dari
pengaruh kepentingan pribadi serta kemampuan akuntan publik untuk
mempertahankan sikap tidak memihak kepada klien selama melaksanakan audit.
Akuntan publik harus bersikap jujur dalam mempertimbangkan fakta-fakta yang
dijumpai pada saat melaksanakan audit maupun dalam memberikan pendapat atau
opini.
2.1.5. Independensi dalam
Penampilan (Independence in Appearance)
Independensi
dalam penampilan adalah: “the result of
other’s interpretations of this independence.” (Arens 2000:87)
Karena akuntan
publik mempunyai kepentingan-kepentingan pribadi yang dapat menyebabkan hilangya
independensi maka akuntan publik wajib menghindari keadaa-keadaan yang dapat
menyebabkan pihak luar atau pemakai laporan keuangan meragukan sikap
independensinya.
Dalam penelitian
ini aspek independensi yang akan diteliti yaitu aspek independensi dalam penampilan
karena peneliti ingin mengetahui bagaimana pandangan dari staf kantor akuntan
publickmengenai independensi penampilan seorang akuntan publik dalam
pelaksanaan auditnya oleh kantor akuntan publik yang ada di Surabaya .
2.1.5. Audit
Fee
“Besarnya fee anggota tergantung: risiko
penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan
untuk melaksanakan jasa tersebut,
struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan prosesional
lainnya.” (Mulyadi 2002:63-64)
2.1.6. Jasa
Lain (Selain Jasa Audit)
Menurut Abdul
Halim (2001:17) ada 3 jenis jasa nonatestasi yang diberikan suatu kantor
akuntan publik, yaitu:
1.
Jasa akuntansi, melalui aktivitas pencatatan,
penjurnalan, posting, jurnal penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan klien
(jasa kompilasi) serta perancangan system akuntansi klien.
2.
Jasa perpajakan, meliputi pengisian surat laporan
pajak, dan perencanaan pajak, selain itu dapat juga bertindak sebagai penasehat
dalam masalah pembelaan bila perusahaan mengalami permasalahan dengan kantor
pajak.
3.
Jasa konsultasi manajemen, merupakan fungsi pemberian
konsultasi dengan memberikan saran dan bantuan teknis kepada klien untuk
peningkatan penggunaan kemampuan dan sumber daya untuk mencapai tujuan
perusahaan klien.
2.1.7. Profil
Kantor Akuntan Publik
Menurut American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA), kantor akuntan digolongkan ke dalam:
1)
Kantor akuntan besar adalah kantor akuntan yang telah
melaksanakan audit perusahaan go public.
2)
Kantor akuntan kecil adalah kantor akuntan yang belum
melaksanakan audit pada perusahaan go
public.
“Untuk
menentukan profil suatu kantor akuntan publik dapat digunakan berbagai variable
sebagai ukuran pengganti, misalnya jumlah relatif fee yang diterima oleh kantor akuntan publik dari suatu klien
tertentu atau ada tidaknya spesialisasi fungsi pada suatu kantor akuntan
publik, atau atas dasar proporsi total fee
dari klien tertentu dibandingkan dengan fee
dari jasa bukan audit.” (Supriyono 1998:58)
2.1.8.
Hubungan Audit yang Lama Antara Klien Dengan Akuntan Publik
Security and
Exchange Commision (SEC) menggolongkan lamanya penugasan audit seorang partner
kantor akuntan pada klien tertentu menjadi 2 (Shockley, 1981):
1) Lima tahun atau kurang
2)
Lebih dari 5 tahun
Menurut
Keputusan Menteri Keuangan No. 43/KMK.06/2002, yang mengatur KAP hanya dibatasi
5 tahun menangani perusahaan yang sama, sementara untuk partner paling lama 3
tahun.
Peraturan
Bapepam Nomor VIII.A.2 tentang Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa Audit
di Pasar Modal menyatakan bahwa:
“Kantor Akuntan Publik hanya
dapat memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien paling lama 5
(lima) tahun buku berturut-turut, sedangkan untuk Akuntan Publik paling lama
untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Kantor Akuntan Publik dan Akuntan
dapat memberikan jasa audit kembali untuk klien yang sama setelah 3 (tiga)
tahun buku secara berturut-turut tidak mengaudit klien tersebut”
2.1.9. Kaitan
Audit Fee Dengan Independensi
“Jika klien
belum membayar fee jasa seorang
akuntan publik sejak beberapa tahun yang lalu (lebih dari 1 tahun), maka
dianggap bahwa akuntan publik tersebut memberikan pinjaman kepada kliennya. Hal
tersebut melanggar independensi.” (Mulyadi 1998:51)
2.1.10. Kaitan Jasa Lain Dengan
Independensi
Menurut Mulyadi
(1998:51) menyatakan bahwa:
“Jika seorang auditor di samping
melakukan audit, juga melaksanakan jasa lain untuk klien yang sama, maka ia
harus menghindari jasa yang menuntut dirinya melaksanakan fungsi manajemen atau
melakukan keputusan manajemen. Contoh berikut ini menyebabkan auditor tidak
independent:
- Auditor memperoleh kontrak untuk mengawasi kantor klien, menandatangani bukti kas keluar (voucher) untuk pembayaran dan menyusun laporan operasional berkala, sedangkan pada saat yang bersamaan dia juga melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan klien tersebut.
- Jika perusahaan klien akan go public, suatu kantor akuntan publik tidak dapat menjadi konsultan keuangan (financial consultant) sekaligus auditor bagi klien tersebut, walaupun partner yang ditugasi untuk melakukan audit berbeda dengan partner yang melaksanakan penugasan konsultasi.
“Independensi
bisa terganggu karena pada saat akuntan mengaudit suatu perusahaan, ternyata
pada waktu yang sama dia juga memberikan jasa lain. Ini akan menimbulkan
benturan kepentingan, sehingga dikhawatirkan opini akuntan bias terganggu
karenanya.” (wartaekonomi.com.2002)
2.1.11. Kaitan Profil KAP Dengan Independensi
Penelitian
Hartley dan Ross (1972:89) menunjukkan bahwa kantor akuntan besar lebih
independent dibandingkan dengan kantor akuntan kecil, hal ini disebabkan
beberapa alasan:
1)
Untuk kantor akuntan besar, hilangnya 1 klien tidak
begitu mempengaruhi pendapatannya,
2)
Kantor akuntan besar biasanya mempunyai departemen
audit yang terpisah dengan departemen yang memberikan jasa lain kepada klien
sehingga dapat mengurangi akibat negative terhadap independensi penampilan.
Dalam Supriyono
(1998:58-60) dijelaskan bahwa:
“Untuk
menentukan profil suatu kantor akuntan publik dapat digunakan berbagai variabel
sebagai ukuran pengganti, misalnya jumlah relatif fee yang diterima oleh kantor akuntan publik dari suatu klien
tertentu. Kantor akuntan yang menerima audit fee besar merasa tergantung pada klien tersebut sehingga segan
menentang pendapat klien, meskipun pendapat klien tersebut mungkin tidak sesuai
dengan prinsip akuntansi yang diterima umum atau mengakibatkan akuntan
pemeriksa tidak dapat melaksanakan norma pemeriksaan akuntan secukupnya.”
2.1.12. Kaitan Hubungan Audit Yang Lama Dengan Independensi
“Untuk
menjaga sistem pengendalian mutu, dia mengatakan, kantor akuntan publik wajib
mempunyai sistem pengendalian mutu yang mempertimbangkan ukuran dan sifat
praktik dari KAP tersebut. Dalam surat keputusan Menteri Keuangan pada Pasal 6
butir 4 dijelaskan pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu
entitas dapat dilakukan oleh kantor akuntan publik paling lama 5 tahun dan
akuntan publiknya selama 3 tahun untuk tahun buku berturut-turut.” (Kompas
Cyber Media 2002)
2.2 Penelitian
Sebelumnya
Penelitian
tentang masalah independensi akuntan publik sebelumnya telah dilakukan oleh
Supriyono pada tahun 1998. Ia meneliti 6 faktor yang mempengaruhi independensi
akuntan publik. Keenam faktor tersebut meliputi:
1)
Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan
klien,
2)
Persaingan,
3)
Jasa-jasa lainnya selain audit,
4)
Lamanya penugasan audit kantor akuntan,
5)
Ukuran kantor akuntan publik,
6)
Audit fee
Sedangkan pada pembahasan
penelitian ini masalahnya mengenai “Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
independensi akuntan publik dalam pelaksanaan audit oleh KAP di Surabaya”.
Penelitian ini lebih memfokuskan pada kantor Akuntan Publik di Surabaya dan
faktor yang diteliti hanya audit fee,
jasa lain selain audit, profil KAP, hubungan audit yang lama. Jadi sama-sama
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi independensi, dengan populasi dan
variabel yang berbeda dengan penelitian terdahulu.
2.3
Hipotesis
2.3.1. Audit Fee Mempengaruhi Independensi Akuntan
Publik
Menurut Mulyadi
(2002) audit fee merupakan fee yang diterima oleh akuntan publik
setelah melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko penugasan,
kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan. Menurut
penelitian sebelumnya, Supriyono (1988) besarnya audit fee dapat mempengaruhi independensi penampilan akuntan public
karena fee yang besar dapat membuat
kantor akuntan menjadi segan untuk menentang kehendak klien sedangkan fee yang kecil dapat menyebabkan waktu
dan biaya untuk melaksanakan prosedur audit terbatas.
2.3.2. Jasa Lain yang Disediakan oleh Kantor
Akuntan Publik Mempengaruhi Independensi AKuntan Publik
Mulyadi
(1998) menyatakan kantor akuntan dapat menyediakan jasa lain selain audit
misalnya jasa konsultan manajemen, konsultasi perpajakan, administrasi
pembukuan, dan lain-lain. Pemberian jasa lain ini dapat membuat kantor akuntan
merasa bahwa harga dirinya dipertaruhkan untuk keberhasilan kliennya dan
mungkin juga mengharuskan kantor akuntan publik membuat keputusan tertentu
untuk klien sehingga akuntan publik menjadi tidak independen.
2.3.3. Profil KAP Mempengaruhi Independensi
Akuntan Publik
Penelitian
sebelumnya dilakukan oleh Shockley (1981), menunjukkan bahwa kantor akuntan
kecil mempunyai resiko kehilangan independensi yang lebih besar dibandingkan
kantor akuntan besar. Menurut AICPA,
profil kantor akuntan publik adalah besar kecilnya KAP yang dilihat dari pernah
atau tidak pernah KAP tersebut mengaudit badan usaha go public. Untuk KAP yang kecil hilangnya 1 klien dapat
mempengaruhi pendapatannya sehingga memungkinkan akuntan publik menjadi tidak
independen sedangkan KAP besar hilangnya 1 klien tidak mempengaruhi
pendapatannya sehingga independensinya dapat dipertahankan. KAP yang mengaudit
badan usaha go public cenderung lebih
independen karena banyak pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan klien
seperti pemegang saham, kreditur, investor, calon kreditur, calon investor dan
instansi pemerintah dan biasanya pada badan usaha go public ada pemisahan antara pemilik dan manajemen maka timbul
konflik kepentingan sehingga KAP yang mengaudit laporan keuangannya harus
independen.
2.3.4. Hubungan Audit yang lama Antara KAP Dengan
Klien Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik
Hubungan
audit antara kantor akuntan publik dengan klien dibatasi hanya 5 tahun,
sedangkan untuk partner paling lama 3 tahun. Hubungan audit yang lama dapat
menyebabkan berkurangnya independensi karena akuntan publik tersebut cepat
merasa puas, kurang inovasi dan kurang ketat dalam melaksanakan prosedur audit.
2.3.5. Audit Fee, Jasa Lain, Profil KAP, Hubungan
yang Lama dapat Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik Secara Bersama-sama
Berdasarkan
hipotesis nomor 1 sampai nomor 4 maka diduga Kantor akuntan publik dapat
dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut yaitu audit fee, menyediakan jasa lain selain audit, profil KAP, mempunyai
hubungan audit yang lama dengan klien.
Dari uraian di
atas, maka hipotesis yang dikemukakan adalah:
H1: Audit fee mempengaruhi
independensi akuntan publik.
H2: Jasa lain yang disediakan
oleh Kantor Akuntan Publik mempengaruhi independensi akuntan publik.
H3: Profil Kantor Akuntan
Publik mempengaruhi independensi akuntan publik.
H4: Hubungan audit yang lama
antara kantor akuntan publik dengan klien mempengaruhi independensi akuntan
publik.
H5: Audit fee, jasa lain, profil KAP, hubungan yang lama dapat mempengaruhi
independensi akuntan publik secara bersama-sama.
Model
Analisa
2.4.1. Pengujian Validitas dan
Reliabilitas
Uji validitas
adalah pengujian terhadap kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan data.
Kuesioner yang valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Langkah-langkah dalam menguji validitas adalah sebagai
berikut (Santoso, Singgih 2002):
1.
Menentukan hipotesis untuk menguji validitas dimana:
Ho: Skor butir
berkorelasi positif dengan skor variabel
H1: Skor butir
tidak berkorelasi positif dengan skor variabel
2.
Menentukan nilai r kritis
3.
Mencari r hitung, dimana r hitung untuk tiap variabel
dapat dilihat dari kolom Corrected Item-Total
Correlation
4.
Mengambil kesimpulan dengan dasar pengambilan
kesimpulan adalah sebagai berikut:
a)
Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka
variabel tersebut valid. Ho diterima
b)
Jika r hitung negatif r hitung < r tabel, maka
variabel tersebut valid. Ho ditolak
Jadi jika r
hitung > r tabel tetapi bertanda positif, Ho akan tetap ditolak.
5.
Butir-butir yang tidak valid dari langkah-langkah di
atas, dikeluarkan dan teknik analisis seperti di atas diulang untuk butir-butir
yang valid saja. Demikian seterusnya sampai yang tersisa adalah butir-butir
yang valid saja.
Uji reliabilitas
adalah pengujian yang dilakukan terhadap kuesioner untuk mengukur apakah data
yang dihasilkan dari kuesioner tersebut konsisten. Kuesioner itu reliabel jika
digunakan untuk mengukur berkali-kali menghasilkan data yang sama.
Langkah-langkah dalam menguji reliabilitas suatu kuesioner adalah sebagai
berikut:
1.
Menentukan hipotesis untuk pengujian reliabilitas
dimana:
Ho: Skor butir
berkorelasi positif dengan komposit faktornya
H1: Skor butir
tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya
2.
Menentukan nilai r kritis
3.
Mencari r hitung yang terdapat di akhir output (ALPHA)
4.
Mengambil kesimpulan dengan dasar pengambilan
kesimpulan adalah sebagai berikut:
a)
Jika r Alpha positif dan r Alpha > r tabel, maka
variabel tersebut reliable.
b)
Jika r Alpha negatif r Alpha < r tabel, maka
variabel tersebut tidak reliabel.
Jadi jika r
Alpha > r tabel tetapi bertanda negatif, Ho tetap akan ditolak.
5.
Setelah langkah-langkah tersebut selesai dilakukan untuk
factor 1, maka proses tersebut diulang untuk factor 2 dan seterusnya.
2.4.2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi
klasik dilakukan dengan menu SPSS yang meliputi (Santoso, Singgih 2002):
a.
Pengujian Multikolinearitas
Untuk melihat
apakah ada hubungan yang sempurna antara variabel independen, dapat dilakukan
dengan cara:
1.
Dengan menonaktifkan pilihan Estimates dan Model Fit.
2.
Mengaktifkan pilihan Covariance Matrix dan Collinierity
Diagnotics.
b.
Pengujian Heteroskedastisitas
Untuk mencari
tahu apakah terjadi kesamaan varian dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain, dapat dilakukan dengan cara:
1.
Memasukkan variabel SRESID pada sumbu Y
2.
Memasukkan variabel ZPRED pada sumbu X
c.
Pengujian Asumsi Normalitas
Untuk
melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak karena persamaan regresi
data harus berdistribusi normal, dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan kotak
pilihan Normal Probability Plot pada
menu SPSS.
d.
Pengujian Autokorelasi
Untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Dalam penelitian ini tidak
membahas mengenai autokorelasi karena penelitian ini tidak dipengaruhi oleh
periode t waktu.
Analisis
Regresi Sederhana dan Regresi Berganda
Uji statistik
parametrik yang akan digunakan yaitu analisis regresi linier sederhana untuk
menguji hipotesis nomor 1 sampai 4. Sedangkan hipotesis nomor 5 menggunakan
analisis regresi berganda.
Dalam analisis
regresi, akan dikembangkan sebuah estimating
equation (persamaan regresi) yaitu suatu formula matematika yang mencari
nilai variabel dependen (tergantung) dan variabel independen (bebas). Dalam
praktek, regresi linier sederhana (Simple
Regression) jika hanya ada satu variabel independen, sedangkan regresi
berganda (Multiple Regression) jika
ada lebih dari satu variabel independen (Santoso, Singgih 2001).
Pengujian
regresi linier sederhana dan regresi berganda dilakukan dengan menu SPSS yang
meliputi (Santoso, Singgih 2001):
a.
Pemasukan data ke SPSS
1.
Buka lembar kerja baru
Dari
menu utama File, pilih menu New. Lalu klik Data
2.
Menamai variabel dan property yang diperlukan
Klik
tab sheet Variable View yang ada di
bagian kiri bawah.
b.
Mengisi data
c.
Pengolahan data dengan SPSS
1.
Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih submenu Regression
2.
Pilih Liniear
3.
Masukkan variabel independen dan variabel dependen
dengan cara klik tanda ‘>’ pada masing-masing tempat untuk Dependent dan Independent (s)
4.
Method pilih Enter
5.
Pilih kolom Options,
untuk Stepping Method Criteria pilih Entry.05, kemudian klik default Include constant in equation,
untuk penanganan Missing Value
digunakan default dari SPSS, yaitu Exclude
cases listwise. Klik Continue
6.
Pilih kolom Statistics
Pengisian Regression Coefficient aktifkan pilihan Estimate, klik pilihan Descriptive dan Model fit, untuk Residuals,
klik pada Casewise diagnostics pilih All cases. Klik Continue
7.
Tekan OK
untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis. Terlihat SPSS melakukan pekerjaan
analisis dan terlihat output SPSS.
BAB III

3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif, karena diharapkan dari penelitian ini
didapatkan suatu gambaran dari hubungan sebab akibat bukan menerangkan hubungan
sebab akibat.
Model analisis penelitian ini
adalah:
![]() |
Audit fee, jasa lain yang disediakan oleh kantor akuntan publik, profil
kantor akuntan publik, hubungan audit yang lama antara akuntan publik dengan
klien dapat mempengaruhi independensi akuntan publik.
3.2 Populasi dan Sampel
Target populasi
yang digunakan yaitu kantor akuntan publik yang ada di Surabaya . Sedangkan jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 35 kantor Akuntan Publik di Surabaya.
Adanya
keterbatasan jumlah populasi yang ada di Surabaya
dan yang relevan dengan tujuan penelitian ini maka teknik pengambilan sampling
yang digunakan adalah simpel random sampling yaitu memberi peluang yang sama
bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
3.3
Identifikasi
Variabel
Dalam konteks
judul, permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dilakukan ini, maka
terdapat variabel dependen dan variabel independen. Varaibel-variabel tersebut
adalah sebagai berikut:
- Variabel Independen
X1: Audit fee
X2: Jasa lain
yang disediakan oleh kantor akuntan publik
X3: Profil
kantor akuntan publik
X4: Hubungan
audit yang lama antara KAP dengan klien
- Variabel Dependen
Y: Independensi
Akuntan Publik
3.4
Definisi
Operasional Variabel
Jenis variabel
|
Definisi operasional
|
Skala pengukuran
|
1. Audit fee
|
Audit fee yang diterima oleh suatu kantor akuntan publik dari klien
tertentu mungkin merupakan sebagian besar dari total pendapatan Kantor
Akuntan Publik tersebut.
|
Besar kecilnya fee yang diterima oleh kantor akuntan
publik dari klien atas jasa yang diberikan merupakan sebagian besar atau
kecil pendapatan KAP.
Supriyono (1998)
|
2. Jasa lain yang disediakan oleh KAP (selain jasa audit)
|
Layanan jasa lainn yang
diberikan misalnya: jasa konsultasi manajemen, perpajakan dan lain-lain
|
Jenis jasa apa saja yang
diberikan oleh kantor akuntan publik terhadap klien yang sama dalam waktu
yang bersamaan (kuantitasnya). Wartaekonomi.com (2002)
|
3. Profil kantor akuntan publik
|
Kantor akuntan publik
digolongkan ke dalam:
(a) Kantor Akuntan Publik
besar, yang telah mengaudit badan usaha go publik dan
(b) Kantor Akuntan Publik
kecil, yang belum pernah melaksanakan audit pada badan usaha go publik
|
Pernah atau tidak pernah
mengaudit badan usaha go publik. Menurut American
Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
|
4. Hubungan audit yang lama antara kantor akuntan publik dengan klien
|
KAP yang memperoleh penguasaan
audit lebih dari 5 tahun pada klien tertentu dapat mempunyai pengaruh yang
negative terhadap independensi
|
Dibedakan menjadi dua:
(1)
(2) Lebih dari 5 tahun untuk
KAP.
Sumber dari Peraturan Bapepam
No.VIII . A. 2.
|
5. Indepensi akuntan publik
|
Independensi akuntan publik
sebagai tolak ukur sikap bebas dan tidak memihak kepada klien yang harus
dipertahankan oleh akuntan publik
|
Kuat lemahnya independensi
akuntan publik
|
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang
digunakan yaitu data kualitatif yang berupa tanggapan (respon) tertulis sebagai
tanggapan dari pertanyaan tertulis (kuisioner). Sumber data penelitian ini
adalah data primer, yaitu berdasar dari hasil kegiatan penyebaran daftar
pertanyaan (kuisioner) kepada para responden yaitu akuntan publik yang bekerja
pada kantor akuntan publik yang ada di Surabaya .
3.6
Prosedur
Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan
data yang akan dilakukan untuk mendapatkan bahan yang akan diteliti adalah
dengan mengirimkan langsung, melalui email dan fax daftar pertanyaan
(kuesioner) tersebut ke kantor-kantor akuntan publik yang telah terpilih
menjadi sampel dalam penelitian ini.
Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berasal dari daftar pertanyaan (kuesioner) yang
disebarkan sebagai dasar pengambilan dan pengumpulan data-data yang diperlukan
dan relevan dengan topik pembahasan dalam penelitian ini.
3.6.1
Skala
Pengukuran
Dalam penelitian
ini skala pengukuran yang digunakan yaitu: skala pengukuran ordinal. Skala ini
mempunyai kategori-kategori yang mempunyai tingkatan, akan tetapi tiap
tingkatan tersebut tidak mempunyai nilai yang absolute (nilainya relatif).
Adapun nilai atau ukuran dalam pilihan jawaban atas daftar pertanyaan adalah
antara nilai 1 (satu) sampai dengan 5 (lima), dimana nilai 1 (satu) diartikan
sangat tidak setuju, nilai 2 (dua) diartikan tidak setuju, nilai 3 (tiga)
diartikan ragu-ragu, nilai 4 (empat) diartikan setuju dan yang terakhir nilai 5
(lima) diartikan sangat setuju terhadap pertanyaan yang ada dalam kuesioner.
3.6.2
Rancangan
Kuesioner
Rancangan
kuesioner dibagi menjadi 5 bagian:
1.
Pertanyaan umum
2.
Pertanyaan mengenai audit fee
3.
Pertanyaan mengenai jasa lain yang disediakan oleh
kantor akuntan publik
4.
Pertanyaan mengenai profil kantor akuntan publik
5.
Pertanyaan mengenai hubungan audit yang lama antara
kantor akuntan publik dengan klien
Dari tiap-tiap
butir pertanyaan dalam masing-masing variabel tersebut digolongkan menjadi 2
bagian yaitu:
(1) Pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi independensi
(nomor 1 sampai dengan 4)
(2) Pertanyaan
mengenai independensi akuntan publik (nomor 5).
3.7
Teknik
Analisis Data
Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah regresi sederhana
untuk hipotesis 1-4 dan regresi berganda untuk hipotesis no 5 karena sesuai
dengan model analisis penelitian ini, yaitu apakah Audit fee, jasa lain yang disediakan oleh kantor akuntan publik, profil
kantor akuntan publik, hubungan audit yang lama antara akuntan publik dengan
klien mempengaruhi dapat indepensi akuntan publik.
Langkah-langkah Teknik Analisis Data:
- Melakukan pengujian validitas dan reliabilitas
Pengujian
kuisioner dimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu baru kemudian
menguji reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap
tiap variabel yang terdapat di dalam kuesioner, sehingga di dalam penelitian
ini harus dilakukan 4 kali pengujian validitas dan 4 kali pengujian
reliabilitas. Langkah-langkah pengujian validitas dan reliabilitas telah
dijelaskan pada bab II. Dengan instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan
hasil penelitian yang valid dan reliabel, tetapi hal ini masih akan dipengaruhi
oleh kondisi obyek yang diteliti dan kemampuan orang yang menggunakan
instrument untuk mengumpulkan data.
- Setiap variabel X terdiri dari 3 pertanyaan untuk mendapatkan nilai dari variabel tersebut maka nilai dari ketiga pertanyaan itu dirata-rata. Demikian juga untuk ketiga variabel yang lain dilakukan langkah yang sama. Sedangkan variabel Y terdiri dari 4 pertanyaan, maka untuk mendapatkan nilai Y dirata-rata juga. Regresi sederhana hanya untuk menganalisa hipotesis 1 sampai 4 berarti variabel X1 dihubungkan dengan pertanyaan variabel Y demikian juga dengan variabel yang lainnya. Regresi berganda digunakan untuk menguji hipotesis nomor 5 berarti variabel X1 sampai X4 dihubungkan dengan Y rata-rata.
- Melakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian multikolinearitas, pengujian heteroskedasitas, pengujian asumsi normalitas. Langkah-langkah pengujian asumsi klasik ini telah dijelaskan pada bab II.
- Regresi sederhana
Pengujian ini
dilakukan untuk menguji apakah Audit fee,
jasa lain yang disediakan oleh kantor akuntan publik, profil kantor akuntan
publik, hubungan yang lama antara akuntan publik dengan klien dapat
mempengaruhi independensi akuntan publik. Langkah-langkah analisis data adalah
sebagai berikut:
a)
Menentukan hipotesis statistik untuk analisis regresi
sederhana
b)
Menentukan nilai signifikansi (α), yaitu sebesar 0,05
c)
Menentukan nilai t hitung , dimana nilai t hitung dapat
dilihat pada kolom Coefficient dari
tabel output SPSS
d)
Menetukan kriteria pengujian untuk pengambilan
keputusan
Keputusan
diambil berdasarkan ketentuan bahwa:
1)
Bila t hitung > t kritis maka Ho ditolak
2)
Bila t hitung < t kritis maka Ho gagal ditolak
- Regresi berganda
Pengujian ini
dilakukan untuk menguji apakah Audit fee,
jasa lain yang disediakan oleh kantor akuntan publik, profil kantor akuntan
publik, hubungan audit yang lama antara kantor akuntan publik dengan klien
secara bersama-sama dapat mempengaruhi independensi akuntan publik.
Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:
a)
Menentukan hipotesis statistik untuk analisis regresi
berganda
b)
Menentukan nilai signifikansi (α), yaitu sebesar 0,05
c)
Menentukan nilai F hitung, dimana nilai F hitung dapat
dilihat pada kolom Anova dari tabel output SPSS
d)
Menentukan kriteria pengujian untuk pengambilan
keputusan
Keputusan
diambil berdasarkan ketentuan bahwa:
1)
Bila F hitung > F kritis maka Ho ditolak
2)
Bila F hitung < F kritis maka Ho gagal ditolak
- Semua pengujian yang dilakukan baik uji validitas, uji reliabilitas dan regresi sederhana dilakukan dengan program SPSS 11.0 for Windows
BAB IV

4.1 Analisa
Hasil (Deskripsi) Penelitian
Hasil penelitian
yang diperoleh melalui pengolahan data dengan bantuan komputer program
SPSS-11.0 memberikan informasi untuk melakukan analisis model, pembuktian
hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi
berganda membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara keempat variabel
yaitu Audit Fee, Jasa Lain Selain Audit, Profil KAP dan Hubungan yang lama
antara KAP dengan klien terhadap independensi akuntan publik di Surabaya.
4.1.1 Hasil
Statistik Deskriptif
Dalam penelitian
ini penulis mengirimkan 35 kuesioner kepada 35 kantor akuntan publik yang ada
di Surabaya .
Dari 35 kuesioner tersebut hanya 30 buah kuesioner yang dapat diminta kembali
oleh penulis dan dapat dipakai sebagai bahan penelitian. Responden penelitian
adalah kantor akuntan publik yang berkantor di Surabaya . Jabatan responden yang mengisi
kuesioner ini sebagian senior auditor. Berikut gambaran umum responden yang
penulis dapatkan dari kuesioner tersebut.
|
Tabel 4.1 Gambaran Umum
Responden
Jasa lain
selain audit
|
Jumlah
KAP
|
Jumlah badan usaha go publik
Yang pernah diaudit
|
Jumlah
KAP
|
Hubungan
kantor akuntan
dengan klien
|
Jumlah
KAP
|
Memberikan
|
20
|
Kurang 5
|
21
|
Kurang 5 thn
|
16
|
Tidak
|
10
|
Antara 6-10
|
4
|
5 thn/lebih
|
14
|
|
|
Lebih 10
|
5
|
|
|
Total
|
30
|
|
30
|
|
30
|
Sumber: Data Olahan Penulis
|
Tabel 4.2 Rekapitulasi Jawaban
Kuesioner
Variabel
|
Point Pertanyaan
|
Setuju
|
Ragu-ragu
|
Tidak setuju
|
Audit Fee
|
Point 1
|
40%
|
40%
|
20%
|
Jasa Lain
|
Point 2
|
50%
|
20%
|
30%
|
Profil KAP
|
Point 3
|
50%
|
30%
|
20%
|
Hubungan yang lama
|
Point 4
|
30%
|
40%
|
30%
|
Sumber: Data Olahan Penulis
4.1.2 Pengujian
Validitas Dan Reliabilitas Data
Uji validitas
dan reliabilitas adalah tahap yang dilakukan penulis pertama kali sebelum data
diolah dengan metode statistik regresi linier dan regresi berganda. Pengujian
ini dilakukan pada setiap pertanyaan untuk masing-masing variabel.
4.1.2.1 Pengujian Terhadap Butir Pertanyaan
Dalam Variabel Audit Fee
Variabel audit fee ini dinyatakan dalam 3 pertanyaan
(Point 1 Nomor 1, 3, 3) yang dinyatakan dalam skala ordinal. Output dari
pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Output Validitas dan
Reliabilitas Audit Fee
Item-total Statististics
|
Scale
Mean
if Item
Deleted
|
Scale
Variance
if Item
Deleted
|
Corrected
Item-Total
Correlation
|
Squared
Multiple
Correlation
|
Alpha
if Item
Deleted
|
X1.1
|
8.8000
|
2.0276
|
.9384
|
.9503
|
.8866
|
X1.2
|
8.4333
|
2.5989
|
.8076
|
.6567
|
.9872
|
X1.3
|
8.7667
|
1.9782
|
.9490
|
.9536
|
.8786
|
N of Cases = 30.0
Reliability Coefficients 3 items
Alpha = .9479 Standardized
item alpha = .9485
Sumber: Hasil Olahan Penulis Dari
Peneliti Dengan Komputer
Langkah dalam
menguji validitas pertanyaan dalam variabel audit fee adalah sebagai berikut:
- Menguji hubungan pertanyaan-pertanyaan tersebut terhadap variabel audit fee
Untuk menguji
hubungan tersebut, dibentuk suatu hipotesis sebagai berikut:
Ho = nilai butir pertanyaan berkorelasi positif dengan nilai variabel
audit fee
H1 = nilai butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan nilai
variabel audit fee
- Menentukan nilai r tabel
Untuk menentukan
nilai r tabel perlu ditentukan terlebih dahulu nilai df. Seperti telah
diketahui df = jumlah kasus – 1. Dalam penelitian ini df = 29, dan tingkat
signifikansi = 5%, didapat angka 0,237.
- Mencari nilai r hitung
Dari tabel 4.3
di atas, dapat dilihat bahwa nilai r hitung untuk pertanyaan nomor 1 adalah
0,9384, untuk pertanyaan nomor 2 adalah 0,8076, untuk pertanyaan nomor 3 adalah
0,9490
- Valid tidaknya suatu pertanyaan dilihat dari perbandingan nilai r tabel dengan nilai r hitung. Apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dari tabel di atas, tampak bahwa semua r hasil dari pertanyaan dalam variabel audit fee tersebut dapat dikatakan valid, maka langkah berikutnya pengujian reliabilitas.
Dengan demikian
pengujian validitas dan reliabilitas untuk pertanyaan dalam variabel audit fee sudah selesai. Pengujian dilanjutkan
untuk pertanyaan dalam variabel jasa lain selain jasa audit yang disediakan
oleh KAP.
4..1.2.2 Pengujian Terhadap Butir
Pertanyaan Dalam Variabel Jasa Lain
Variabel jasa
lain selain audit ini dinyatakan dalam 3 pertanyaan (Point 2 Nomor 1, 2, 3)
yang dinyatakan dalam skala ordinal. Output dari pengujian validitas dan
reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4 Output Validitas dan
Reliabilitas Jasa Lain Selain Audit
Item-total Statistics
|
Scale
Mean
if Item
Deleted
|
Scale
Variance
if Item
Deleted
|
Corrected
Item-Total
Correlation
|
Squared
Multiple
Correlation
|
Alpha
if Item
Deleted
|
X2.1
|
6.3333
|
7.0575
|
.9441
|
.8938
|
.9244
|
X2.2
|
6.4667
|
6.3954
|
.9135
|
.8391
|
.9569
|
X2.3
|
6.3333
|
7.8851
|
.9205
|
.8599
|
.9499
|
N of Cases = 30.0
Reliability Coefficients 3 items
Alpha = .9616 Standardized
item alpha = .9658
Sumber: Hasil Olahan Penulis Dari
Peneliti Dengan Komputer
Langkah dalam
menguji validitas pertanyaan dalam variabel jasa lain adalah sebagai berikut:
1.
Menguji hubungan pertanyaan – pertanyaan tersebut
terhadap variabel jasa lain.
Ho = nilai butir pertanyaan berkorelasi positif dengan nilai variabel
jasa lain
H1 = nilai butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan nilai
variabel jasa lain
2.
Menentukan nilai r tabel
Untuk
menentukan nilai r tabel perlu ditentukan terlebih dahulu nilai df.
Seperti telah
diketahui df = jumlah kasus – 1. Dalam penelitian ini df = 29, dan tingkat
signifikansi = 5%, didapat angka 0,237.
3.
Mencari nilai r hitung
Dari Tabel 4.4
di atas, dapat dilihat bahwa nilai r hitung untuk pertanyaan nomor 1 adalah
0,9441, untuk pertanyaan nomor 2 adalah 0,9135, untuk pertanyaan nomor 3 adalah
0,9205.
4.
Valid tidaknya suatu pertanyaan dilihat dari
perbandingan nilai r tabel dengan nilai r hitung. Apabila nilai r hitung lebih
besar nilai r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dari tabel di
atas, tampak bahwa semua r hasil dari pertanyaan 1, 2, 3 lebih besar dari nilai
r tabel. Dengan demikian ketiga pertanyaan dalam variabelejasa lain tersebut
dikatakan valid, karena semua pertanyaan sudah valid, maka langkah berikutnya
pengujian reliabilitas.
Langkah-langkah
untuk menguji reliabilitas:
1.
Menentukan hipotesis sebagai berikut:
Ho = nilai butir berkorelasi positif dengan komposit
variabelnya.
H1 = nilai butir tidak berkorelasi positif dengan
komposit variabelnya.
2.
Menentukan nilai r tabel.
Untuk df = 29 dan tingkat signifikan 0,05, didapatkan sebesar
0,237
3.
Mencari nilai r hitung
Dari Tabel 4.4. di atas, tampak bahwa r Alpha adalah 0,9616.
4.
Seperti yang telah diketahui apabila nilai r Alpha lebih besar nilai r tabel maka
pertanyaan dikatakan reliabel. Dari hasil di atas didapat nilai r Alpha sebesar 0,9616 lebih besar dari
nilai r tabel 0,237, maka pertanyaan tersebut adalah reliabel.
Dengan demikian
pengujian validitas dan reliabilitas untuk pertanyaan dalam variable jasa lain
selain jasa audit sudah selesai. Pengujian dilanjutkan untuk pertanyaan dalam
variable profil KAP.
Pengujian Terhadap Butir Pertanyaan Dalam
Variabel Profil KAP
Variabel profil
KAP ini dinyatakan dalam 3 pertanyaan (Point 3 Nomor 1, 2, 3) yang dinyatakan
dalam skala ordinal. Output dari pengujian validitas dan reliabilitas dapat
dilihat pada Tabel 4.5. di bawah ini.
Tabel 4.5 Output Validitas dan
Reliabilitas Profil KAP
Item-total Statistics
|
Scale
Mean
if Item
Deleted
|
Scale
Variance
if Item
Deleted
|
Corrected
Item-Total
Correlation
|
Squared
Multiple
Correlation
|
Alpha
if Item
Deleted
|
X3.1
|
6.3333
|
3.9540
|
.8666
|
.7644
|
.8884
|
X3.2
|
6.5333
|
3.2920
|
.8782
|
.7828
|
.8743
|
X3.3
|
6.3333
|
3.6782
|
.8209
|
.6741
|
.9175
|
N of Cases = 30.0
Reliability Coefficients 3 items
Alpha = .9267 Standardized
item alpha = .9294
Sumber: Hasil Olahan Penulis Dari
Peneliti Dengan Komputer
Langkah dalam
menguji validitas pertanyaan dalam variabel profil KAP adalah sebagai berikut:
- Menguji hubungan pertanyaan – pertanyaan tersebut terhadap variabel profil KAP.
Ho = nilai butir pertanyaan berkorelasi positif dengan nilai variabel
profil KAP
H1 = nilai butir tidak berkorelasi positif dengan nilai variabel profil
KAP
- Menentukan nilai r tabel
Untuk menentukan
nilai r tabel perlu ditentukan terlebih dahulu nilai df.
Seperti telah
diketahui df = jumlah kasus – 1. Dalam penelitian ini df = 29, dan tingkat
signifikansi = 5%, didapat angka 0,237.
- Mencari nilai r hitung
Dari Tabel 4.5.
diatas, dapat dilihat bahwa nilai r hitung untuk pertanyaan 1 adalah 0,8666,
untuk pertanyaan nomor 2 adalah 0,8782, untuk pertanyaan nomor 3 adalah 0,8209.
- Valid tidaknya suatu pertanyaan dilihat dari perbandingan nilai r tabel dengan nilai r hitung. Apabila nilai r hitung lebih besar nilai r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dari tabel di atas, tampak bahwa semua r hasil dari pertanyaan 1, 2, 3 lebih besar dari nilai r tabel. Dengan demikian ketiga pertanyaan dalam variabel profil KAP tersebut dapat dikatakan valid, karena semua pertanyaan sudah valid, maka langkah berikutnya pengujian reliabilitas.
Langkah-langkah
untuk menguji reliabilitas:
- Menentukan hipotesis sebagai berikut:
Ho = nilai butir
berkorelasi positif dengan komposit variabelnya.
H1 = nilai butir
tidak berkorelasi positif dengan komposit variabelnya.
- Menentukan nilai r tabel.
Untuk df = 29
dan tingkat signifikan 0,05, didapatkan sebesar 0,237
- Mencari nilai r hitung
Dari Tabel 4.5.
di atas, tampak bahwa r Alpha adalah
0,9267.
- Seperti yang telah diketahui apabila nilai r Alpha lebih besar nilai r tabel maka pertanyaan dikatakan reliabel. Dari hasil di atas didapat nilai r Alpha sebesar 0,9267 lebih besar dari nilai r tabel 0,237, maka pertanyaan tersebut adalah reliabel.
Dengan demikian
pengujian validitas dan reliabilitas untuk pertanyaan dalam variabel profil KAP
sudah selesai. Pengujian dilanjutkan untuk pertanyaan dalam variabel hubungan
audit yang lama antara kantor akuntan publik dengan klien.
4.1.2.4.
Pengujian Terhadap Butir Pertanyaan Dalam Variabel Hubungan Yang Lama
Variabel
hubungan yang lama ini dinyatakan dalam 3 pertanyaan (Point 4 Nomor 1, 2, 3)
yang dinyatakan dalam skala ordinal. Output dari pengujian validitas dan
reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.6. di bawah ini.
Tabel 4.6 Output Validitas dan
Reliabilitas Hubungan Yang Lama
Item-total Statistics
|
Scale
Mean
if Item
Deleted
|
Scale
Variance
if Item
Deleted
|
Corrected
Item-Total
Correlation
|
Squared
Multiple
Correlation
|
Alpha
if Item
Deleted
|
X4.1
|
6.3333
|
4.7126
|
.9719
|
.9599
|
.9424
|
X4.2
|
6.3333
|
4.7816
|
.9110
|
.8429
|
.9865
|
X4.3
|
6.2667
|
4.8230
|
.9517
|
.9477
|
.9571
|
N of Cases = 30.0
Reliability Coefficients 3 items
Alpha = .9744 Standardized
item alpha = .9747
Sumber: Hasil Olahan Penulis Dari
Peneliti Dengan Komputer
Langkah dalam
menguji validitas pertanyaan dalam faktor hubungan yang lama adalah sebagai
berikut:
- Menguji hubungan pertanyaan – pertanyaan tersebut terhadap faktor hubungan yang lama.
Ho = nilai butir pertanyaan berkorelasi positif dengan nilai variabel
hubungan yang lama
H1 = nilai butir tidak berkorelasi positif dengan nilai variabel
hubungan yang lama
- Menentukan nilai r tabel
Untuk menentukan
nilai r tabel perlu ditentukan terlebih dahulu nilai df.
Seperti telah
diketahui df = jumlah kasus – 1. Dalam penelitian ini df = 29, dan tingkat
signifikansi = 5%, didapat angka 0,237.
- Mencari nilai r hitung
Dari Tabel 4.6.
diatas, dapat dilihat bahwa nilai r hitung untuk pertanyaan 1 adalah 0,9719,
untuk pertanyaan nomor 2 adalah 0,9110, untuk pertanyaan nomor 3 adalah 0,9517.
- Valid tidaknya suatu pertanyaan dilihat dari perbandingan nilai r tabel dengan nilai r hitung. Apabila nilai r hitung lebih besar nilai r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dari tabel di atas, tampak bahwa semua r hasil dari pertanyaan 1, 2, 3 lebih besar dari nilai r tabel. Dengan demikian ketiga pertanyaan dalam variabel profil KAP tersebut dapat dikatakan valid, karena semua pertanyaan sudah valid, maka langkah berikutnya pengujian reliabilitas.
Langkah-langkah
untuk menguji reliabilitas:
- Menentukan hipotesis sebagai berikut:
Ho = nilai butir
berkorelasi positif dengan komposit variabelnya.
H1 = nilai butir
tidak berkorelasi positif dengan komposit variabelnya.
- Menentukan nilai r tabel.
Untuk df = 29
dan tingkat signifikan 0,05, didapatkan sebesar 0,237
- Mencari nilai r hitung
Dari Tabel 4.6.
di atas, tampak bahwa r Alpha adalah
0,9744.
- Seperti yang telah diketahui apabila nilai r Alpha lebih besar nilai r tabel maka pertanyaan dikatakan reliabel. Dari hasil di atas didapat nilai r Alpha sebesar 0,9744 lebih besar dari nilai r tabel 0,237, maka pertanyaan tersebut adalah reliabel.
Dengan demikian
pengujian validitas dan reliabilitas untuk pertanyaan dalam faktor hubungan
yang lama sudah selesai.
Pengujian
Asumsi Klasik
Pengujian asumsi
klasik harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis
khususnya untuk uji statistik yang menggunakan regresi berganda. Pengujian
asumsi meliputi beberapa hal yaitu:
Pengujian
Asumsi Multikoliniearitas
Pengujian asumsi
multikoliniearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pada
persamaan regresi ditemukan korelasi antar variabel independen. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 11.0 for window. Pada Tabel 4.7.
dapat dilihat output yang diperoleh dari pengujian asumsi multikoliniearitas.
Suatu persamaan
regresi dikatakan bebas multiko apabila:
- Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan TOLERANCE
- Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1.
- Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1.
- Besar korelasi antar variabel independent
Persamaan
regresi yang bebas multiko mempunyai
ciri sebagai berikut:
Koefisien korelasi
antar variabel independen memiliki angka VIF disekitar angka 1. Demikian pula
dengan nilai tolerance mendekati
nilai 1. Pada bagian coefficient
correlations terlihat semua angka korelasi antar variabel independen jauh
di bawah 0,5, maka dikatakan bahwa persamaan regresi ini terbebas dari multiko.
Tabel
4.7. Pengujian Multikoliniearitas
Cooefficientsa
Model
|
Collinearity
Statistics
|
|
Tolerance
|
VIF
|
|
1
audit fee
jasa lain
profil KAP
hubungan
lama
|
.955
.817
.760
.647
|
1.047
1.225
1.315
1.545
|
a.
Dependent Variable: independensi (yr)
Cooefficients Correlationsa
Model
|
hubungan lama
|
audit fee
|
jasa lain
|
profil KAP
|
|||
1 Correlations hubungan
lama
audit fee
jasa lain
profil KAP
Covariances hubungan
lama
audit fee
jasa lain
profil KAP
|
1.000
.183
.428
-.480
7.406E-03
1.656E-03
2.318E-03
-3.806E-03
|
.183
1.000
.095
-.180
1.656E-03
1.101E-02
6.266E-04
-1.74E-03
|
.428
.095
1.000
-.196
2.318E-03
6.266E-04
3.956E-03
-1.13E-03
|
-.480
-.180
-.196
1.000
-3.81E-03
-1.74E-03
-1.13E-03
8.475E-03
|
a. Dependent Variable:
independensi (yr)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Pengujian
Asumsi Heteroskedastisitas
Pengujian
asumsi heteroskedastisitas dilakukan untuk mencari tahu apakah terjadi kesamaan
varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian diperoleh
melalui SPSS 11.0 for Windows, dapat dilihat pada Grafik 4.1.
Dasar
pengambilan keputusan dalam pengujian ini yaitu:
1.
Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang
membentuk suatu pola tertentu (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
terjadi heteroskedastisitas.
2.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Grafik 4.1. Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Dari Grafik 4.1, terlihat titik –
titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas,
serta baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas pada persamaan regresi.
Pengujian
Asumsi Normalitas
Pengujian asumsi
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi, variabel
dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 11.0 for Windows, dapat
dilihat pada Grafik 4.2.
Dasar
pengambilan keputusan dalam pengujian ini yaitu:
1.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.
2.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau
tidak mengikuti arah garis diagonal, maka persamaan regresi sama sekali tidak
memenuhi aasumsi normalitas.

Sumber: Data Olahan SPSS
Dari Grafik 4.2
dapat dilihat titik – titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta
menyebarnya mengikuti arah garis diagonal, maka persamaan regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Pengujian
Hipotesis
Pengujian
H1: Audit fee mempengaruhi
independensi akuntan publik.
Uji pertama yang
dilakukan adalah uji F atau uji Anova. Uji F digunakan untuk membandingkan
nilai F hitung dengan nilai F tabel pada tingkat kesalahan 5%.
Pada Tabel 4.8.
diperoleh nilai F hitung = 4,707. F tabel untuk n = 30 dan α = 0,05 adalah
sebesar 2,76. Dari perbandingan F hitung lebih besar daripada F tabel dan
signifikan level dari tabel didapatkan sebesar 0,039 yang berarti lebih kecil
dari tingkat kesalahan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen
Audit Fee (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap independensi Akuntan
Publik (Y).
Tabel 4.8. Uji F Independensi
(Y) terhadap Audit Fee (X1)
ANOVAb
Model
|
Sum of
Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
1
Regression
Residual
Total
|
2.859
17.007
19.867
|
1
28
29
|
2.859
.607
|
4.707
|
.039a
|
a.
Predictors: (Constant), audit fee
b.
Dependent Variable: independensi (X1)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Uji yang kedua
yang dilakukan adalah pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi.
Dari Tabel 4.9.
didapatkan nilai koefisien korelasi R = - 0.379 dengan tingkat signifikans
0,019 yang berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05. Dapat diambil
kesimpulan variabel independen berupa audit fee
(X1) mempunyai korelasi yang cukup kuat dengan variabel independen Akuntan
Publik (Y).
Tabel 4.9. Koefisien Korelasi
(X1)
Correlations
|
independensi
(X1)
|
audit fee
|
Pearson Correlation independensi (X1)
audit fee
|
1.000
-.379
|
-.379
1.000
|
Sig. (1-tailed) independensi (X1)
audit fee
|
.
.019
|
.019
.
|
N
independensi (X1)
audit fee
|
30
30
|
30
30
|
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Pada Tabel 4.10.
didapatkan nilai koefisien determinasi R2 = 0,144, hal ini berarti
variasi perubahan independensi akuntan publik (Y) dapat dijelaskan oleh
variabel independen yaitu audit fee
(X1) sebesar 14,4%, sedangkan sisanya sebesar 85,6% disebabkan oleh
variabel-variabel lain yang tidak masuk dalam persamaan regresi.
Tabel 4.10. Koefisien
Determinasi (X1)
Model Summary
Model
|
R
|
|
Adjusted
|
Std. Error of
The Estimate
|
1
|
.379a
|
.144
|
.113
|
.77936
|
a.
Predictors: (Constant), audit fee
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Uji Parsial (uji t)
Uji t ini
menguji signifikansi konstanta dan koefisien regresi variabel independen secara
terpisah. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan
nilai t tabel pada tingkat kesalahan 5%.
Terlihat pada
tabel 4.11. untuk variabel independen Audit Fee (X1), diperoleh nilai t hitung
= -2,170 sedangkan t tabel dengan n = 30 dan α = 0,05 didapatkan sebesar ±
2,045. Dari hasil perbandingan didapatkan t hitung lebih besar daripada t tabel
dan tingkat signifikan level = 0,039 yang berarti lebih kecil dari tingkat
kesalahan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen berupa Audit Fee
(X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu
independensi akuntan publik (Y). Demikian pula untuk konstanta regresi,
diperoleh nilai t hitung = 5,523 dimana t hitung lebih besar daripada t tabel
dengan tingkat signifikan = 0,000 yang berarti jauh lebih kecil dari tingkat
kesalahan 0,05.
Tabel 4.11. Konstanta Regresi,
Koefisien Regresi Dan Uji t (X1)
Coefficientsa
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
T
|
Sig.
|
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|||
1 (Constant)
audit fee
|
4.789
-.428
|
.867
.197
|
-.379
|
5.523
-2.170
|
.000
.039
|
a.
Dependent Variable: independensi (X1)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Hipotesis
pertama dapat dibuktikan yaitu bahwa audit fee
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap independensi akuntan publik. Dengan
melihat pada tabel 4.26. nilai t hitung X1 untuk pengujian berganda sebesar
-2,206 dan didukung nilai t hitung X1 untuk pengujian secara parsial pada Tabel
4.11. sebesar -2,170, dimana kedua nilai t hitung tersebut lebih besar dari
nilai t tabel yaitu sebesar ± 2,045.
Pengujian H2: Jasa lain yang Disediakan oleh Kantor Akuntan Publik
Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik.
Uji pertama yang
dilakukan adalah uji F atau uji Anova. Uji F digunakan untuk membandingkan
nilai F hitung dengan nilai F tabel pada tingkat kesalahan 5%.
Pada Tabel 4.12.
diperoleh nilai F hitung = 6,310. F tabel untuk n = 30 dan α = 0,05 adalah
sebesar 2,76. Dari perbandingan F hitung lebih besar daripada F tabel dan
tingkat signifikan level dari tabel didapatkan sebesar 0,018 yang berarti jauh
lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
independen berupa jasa lain yang disediakan oleh KAP (X2) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap independensi Akuntan Publik (Y).
Tabel 4.12. Uji F Independensi
(Y) terhadap Jasa Lain (X2)
ANOVAb
Model
|
Sum of
Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
1 Regression
Residual
Total
|
7.503
33.297
40.800
|
1
28
29
|
7.503
1.189
|
6.310
|
.018a
|
a.
Predictors: (Constant), jasa lain
b.
Dependent Variable: independensi (X2)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Uji yang kedua
yang dilakukan adalah pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi.
Dari Tabel 4.13.
didapatkan nilai koefisien korelasi R = - 0.429 dengan tingkat signifikans
0,009 yang berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05. Dapat diambil
kesimpulan variabel independen berupa jasa lain yang disediakan oleh KAP (X2)
mempunyai korelasi yang cukup kuat dengan variabel independen Akuntan Publik
(Y).
Tabel 4.13. Koefisien Korelasi
(X2)
Correlations
|
independensi
(X2)
|
audit fee
|
Pearson Correlation independensi (X2)
jasa lain
|
1.000
-.429
|
-.429
1.000
|
Sig. (1-tailed) independensi (X2)
jasa lain
|
.
.009
|
.009
.
|
N
independensi (X2)
jasa lain
|
30
30
|
30
30
|
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Pada Tabel 4.14.
didapatkan nilai koefisien determinasi R2 = 0,184, hal ini berarti
variasi perubahan independensi akuntan publik (Y) dapat dijelaskan oleh
variabel independen yaitu jasa lain yang disediakan oleh KAP (X2) sebesar
18,4%, sedangkan sisanya sebesar 81,6% disebabkan oleh variabel-variabel lain
yang tidak masuk dalam persamaan regresi.
Tabel 4.14. Koefisien
Determinasi (X2)
Model Summary
Model
|
R
|
|
Adjusted
|
Std. Error of
The Estimate
|
1
|
.429a
|
.184
|
.155
|
1.09049
|
a.
Predictors: (Constant), jasa lain
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Uji Parsial (uji t)
Uji t ini
menguji signifikansi konstanta dan koefisien regresi variabel independen secara
terpisah. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan
nilai t tabel pada tingkat kesalahan 5%.
Terlihat pada
tabel 4.15. untuk variabel bebas jasa lain (X2), diperoleh nilai t hitung =
-2,512 sedangkan t tabel dengan n = 30 dan α = 0,05 didapatkan sebesar ± 2,045.
Dari hasil perbandingan didapatkan t hitung lebih besar daripada t tabel dan
tingkat signifikan = 0,018 yang berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen berupa jasa lain (X2)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu
independensi akuntan publik (Y). Demikian pula untuk konstanta regresi,
diperoleh nilai t hitung = 8,388 dimana t hitung lebih besar daripada t tabel
dengan tingkat signifikan = 0,000 yang berarti jauh lebih kecil dari tingkat
kesalahan 0,05.
Tabel 4.15. Konstanta Regresi,
Koefisien Regresi Dan Uji t (X2)
Coefficientsa
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
T
|
Sig.
|
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|||
1 (Constant)
jasa lain
|
4.428
-.385
|
.528
.153
|
-.429
|
8.388
-2.512
|
.000
.018
|
a.
Dependent Variable: independensi (X2)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Hipotesis kedua
dapat dibuktikan yaitu bahwa jasa lain selain audit yang disediakan oleh kantor
akuntan publik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap independensi akuntan
publik. Dengan melihat pada tabel 4.26. nilai t hitung X2 untuk pengujian
berganda sebesar -2,427 dan didukung nilai t hitung X2 untuk pengujian secara
parsial pada Tabel 4.15. sebesar -2,512, dimana kedua nilai t hitung tersebut
lebih besar dari nilai t tabel yaitu sebesar ± 2,045.
Pengujian H3: Profil Kantor Akuntan Publik Mempengaruhi Independensi
Akuntan Publik.
Uji pertama yang
dilakukan adalah uji F atau uji Anova. Uji F digunakan untuk membandingkan
nilai F hitung dengan nilai F tabel pada tingkat kesalahan 5%.
Pada Tabel 4.16.
diperoleh nilai F hitung = 10.925. F tabel untuk n = 30 dan α = 0,05 adalah
sebesar 2,76. Dari perbandingan F hitung lebih besar daripada F tabel dan
tingkat signifikan level dari tabel didapatkan sebesar 0,003 yang berarti jauh
lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
independen berupa profil KAP (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
independensi Akuntan Publik (Y).
Tabel 4.16. Uji F Independensi
(Y) terhadap Profil KAP (X3)
ANOVAb
Model
|
Sum of
Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
1 Regression
Residual
Total
|
8.757
22.443
31.200
|
1
28
29
|
8.757
.802
|
10.925
|
.003a
|
a.
Predictors: (Constant), profil KAP
b.
Dependent Variable: independensi (X3)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Uji yang kedua
yang dilakukan adalah pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi.
Dari Tabel 4.17.
didapatkan nilai koefisien korelasi R = - 0.530 dengan tingkat signifikan 0,001
yang berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05. Dapat diambil kesimpulan
variabel independen berupa profil KAP (X3) berkorelasi yang cukup kuat dengan
variabel independen Akuntan Publik (Y).
Tabel 4.17. Koefisien Korelasi
(X3)
Correlations
|
independensi
(X3)
|
audit fee
|
Pearson Correlation independensi (X3)
Profil KAP
|
1.000
-.530
|
-.530
1.000
|
Sig. (1-tailed) independensi (X3)
Profil KAP
|
.
.001
|
.001
.
|
N
independensi (X3)
Profil KAP
|
30
30
|
30
30
|
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Pada Tabel 4.18.
didapatkan nilai koefisien determinasi R2 = 0,281, hal ini berarti
variasi perubahan independensi akuntan publik (Y) dapat dijelaskan oleh
variabel independen yaitu profil KAP (X3) sebesar 28,1%, sedangkan sisanya
sebesar 71,9% disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak masuk dalam
persamaan regresi.
Tabel 4.18. Koefisien
Determinasi (X3)
Model Summary
Model
|
R
|
|
Adjusted
|
Std. Error of
The Estimate
|
1
|
.530a
|
.281
|
.255
|
.89528
|
a.
Predictors: (Constant), profil KAP
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Uji Parsial (uji t)
Uji t ini
menguji signifikansi konstanta dan koefisien regresi variabel independen secara
terpisah.
Terlihat pada
tabel 4.19. untuk variabel independent profil KAP (X3), diperoleh nilai t
hitung = 3,305 sedangkan t tabel dengan n = 30 dan α = 0,05 didapatkan sebesar
± 2,045. Dari hasil perbandingan didapatkan t hitung lebih besar daripada t
tabel dan tingkat signifikan = 0,003 yang berarti lebih kecil dari tingkat
kesalahan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen berupa profil KAP
(X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu
independensi akuntan publik (Y). Demikian pula untuk konstanta regresi,
diperoleh nilai t hitung = 2,574 dimana t hitung lebih besar daripada t tabel
dengan tingkat signifikan = 0,016 yang berarti jauh lebih kecil dari tingkat
kesalahan 0,05.
Tabel 4.19. Konstanta Regresi,
Koefisien Regresi Dan Uji t (X3)
Coefficientsa
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|||
1 (Constant)
profil KAP
|
1.522
.587
|
.591
.178
|
.530
|
2.574
3.305
|
.016
.003
|
a.
Dependent Variable: independensi (X3)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Hipotesis ketiga
dapat dibuktikan yaitu bahwa profil kantor akuntan publik mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap independensi akuntan publik. Dengan melihat pada tabel
4.26. nilai t hitung X3 untuk pengujian berganda sebesar 4,233 dan didukung
nilai t hitung X3 untuk pengujian secara parsial pada Tabel 4.19. sebesar
3,305, dimana kedua nilai t hitung tersebut lebih besar dari nilai t tabel
yaitu sebesar ± 2,045.
Pengujian H4: Hubungan Audit yang Lama Antara Kantor Akuntan Publik
Dengan Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik.
Uji pertama yang
dilakukan adalah uji F atau uji Anova. Uji F digunakan untuk membandingkan
nilai F hitung dengan nilai F tabel pada tingkat kesalahan 5%.
Pada Tabel 4.20.
diperoleh nilai F hitung = 4,468. F tabel untuk n = 30 dan α = 0,05 adalah
sebesar 2,76. Dari perbandingan F hitung lebih besar daripada F tabel dan
tingkat signifikan level dari tabel didapatkan sebesar 0,044 yang berarti jauh
lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
independen berupa hubungan yang lama (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap independensi Akuntan Publik (Y). Berarti H1 diterima dan H0 ditolak.
Tabel 4.20. Uji F Independensi
(Y) terhadap Hubungan Yang Lama (X4)
ANOVAb
Model
|
Sum of
Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
1 Regression
Residual
Total
|
3.436
21.531
24.967
|
1
28
29
|
3.436
.769
|
4.468
|
.044a
|
a.
Predictors: (Constant), hubungan lama
b.
Dependent Variable: independensi (X4)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Uji yang kedua
yang dilakukan adalah pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi.
Dari Tabel 4.21.
didapatkan nilai koefisien korelasi R = - 0.371 dengan tingkat signifikan 0,022
yang berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05. Dapat diambil kesimpulan
variabel independen berupa hubungan yang lama (X4) berkorelasi yang cukup kuat
dengan variabel independen Akuntan Publik (Y).
Tabel 4.21. Koefisien Korelasi
(X4)
Correlations
|
independensi
(X4)
|
audit fee
|
Pearson Correlation independensi (X4)
hubungan
lama
|
1.000
-.371
|
-.371
1.000
|
Sig. (1-tailed) independensi (X4)
hubungan
lama
|
.
.022
|
.022
.
|
N
independensi (X4)
hubungan
lama
|
30
30
|
30
30
|
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Pada Tabel 4.18.
didapatkan nilai koefisien determinasi R2 = 0,138, hal ini berarti
variasi perubahan independensi akuntan publik (Y) dapat dijelaskan oleh
variabel independen yaitu hubungan yang lama (X4) sebesar 13,8%, sedangkan
sisanya sebesar 86,2% disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak masuk
dalam persamaan regresi.
Tabel 4.22. Koefisien
Determinasi (X4)
Model Summary
Model
|
R
|
|
Adjusted
|
Std. Error of
The Estimate
|
1
|
.371a
|
.138
|
.107
|
.87690
|
a.
Predictors: (Constant), hubungan lama
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Uji Parsial (uji t)
Uji t ini
menguji signifikansi konstanta dan koefisien regresi variabel independen secara
terpisah. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan
nilai t tabel dengan tingkat kesalahan 5%.
Terlihat pada
tabel 4.23. untuk variabel independen hubungan yang lama (X4), diperoleh nilai
t hitung = - 2,114 sedangkan t tabel dengan n = 30 dan α = 0,05 didapatkan
sebesar ± 2,045. Dari hasil perbandingan didapatkan t hitung lebih besar
daripada t tabel dan tingkat signifikan = 0,044 yang berarti lebih kecil dari
tingkat kesalahan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen berupa
hubungan yang lama (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen yaitu independensi akuntan publik (Y). Berarti H1 diterima H0 ditolak. Demikian pula untuk konstanta regresi,
diperoleh nilai t hitung = 7,939 dimana t hitung lebih besar daripada t tabel
dengan tingkat signifikan = 0,000 yang berarti jauh lebih kecil dari tingkat
kesalahan 0,05.
Tabel 4.23. Konstanta Regresi,
Koefisien Regresi
Dan Uji t (X4)
Coefficientsa
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|||
1 (Constant)
hubungan lama
|
3.967
-.317
|
.500
.150
|
-.371
|
7.939
-2.114
|
.000
.044
|
a.
Dependent Variable: independensi (X4)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Hipotesis
keempat dapat dibuktikan yaitu bahwa hubungan yang lama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap independensi akuntan publik. Dengan melihat pada tabel
4.26. nilai t hitung X4 untuk pengujian berganda sebesar – 3,572 dan didukung
nilai t hitung X4 untuk pengujian secara parsial pada Tabel 4.23. sebesar -
2,114, dimana kedua nilai t hitung tersebut lebih besar dari nilai t tabel
yaitu sebesar ± 2,045.
Pengujian H5: Empat Faktor Tersebut Dapat Mempengaruhi Independensi
Akuntan Publik Secara Bersamaan.
Uji pertama yang
dilakukan adalah Uji F (ANOVA, serentak). Uji F (uji serentak) digunakan untuk
menguji H5. Pengujian ini dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F
tabel pada tingkat kesalahan 5%. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada
nilai F tabel, berarti variabel independennya secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang positif terhadap variabel dependennya atau H5 terbukti.
Uji ini
dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas Audit Fee (X1), Jasa
Lain (X2), Profil KAP (X3) dan Hubungan Lama (X4) secara keseluruhan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap independensi Akuntan Publik (Y).
Pada Tabel 4.24.
diperoleh nilai F hitung = 5,911. F tabel untuk n = 30 dan α = 0,05 adalah
sebesar 2,76. Dari perbandingan didapatkan F hitung lebih besar daripada F
tabel dan tingkat signifikan sebesar 0,0002 yang berarti jauh lebih kecil dari
tingkat kesalahan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel independen
Audit Fee (X1), Jasa Lain (X2), Profil KAP (X3) dan Hubungan Lama (X4) secara
keseluruhan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu
Independensi Akuntan Publik (Y).
H5 yang
menyebutkan bahwa seluruh variabel independen Audit Fee (X1), Jasa Lain (X2),
Profil KAP (X3) dan Hubungan Lama (X4) secara bersamaan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen yaitu Independensi Akuntan Publik (Y)
terbukti.
Tabel 4.24. Uji F Independensi
(Yr) Terhadap Variabel Independensinya
Anovab
Model
|
Sum of
Squares
|
Df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
1 Regression
Residual
Total
|
3.873
4.595
7.389
|
4
25
29
|
.968
.154
|
5.911
|
.002a
|
a.
Predictors: (Constant), audit fee
b.
Dependent Variable: independensi (X1)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Uji kedua yang
dilakukan yaitu koefisien korelasi regresi berganda dan koefisien determinasi.
Koefisien korelasi resgresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen Audit Fee (X1), Jasa Lain (X2), Profil KAP (X3)
dan Hubungan Lama (X4) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen yaitu Independensi Akuntan Publik (Yr).
Dari Tabel 4.25
didapatkan nilai koefisien korelasi R = 0,697 berarti variabel independen Audit
Fee (X1), Jasa Lain (X2), Profil KAP (X3) dan Hubungan Lama (X4) secara
bersama-sama berkorelasi dengan variabel dependen Independensi Akuntan Publik
(Yr).
Sedangkan nilai
koefisien determinasi R2 = 0,486. Hal ini menunjukkan bahwa variasi
perubahan keberhasilan sebesar 48,6% disebabkan oleh variabel independen Audit
Fee (X1), Jasa Lain (X2), Profil KAP (X3) dan Hubungan Lama (X4) sedangkan
sisanya yang 51,4% disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak masuk
dalam persamaan regresi.
Tabel 4.25. Koefisien Korelasi
Regrsi Berganda Dan Koefisien Determinasi
Model Summary
Model
|
R
|
|
Adjusted
|
Std. Error of
The Estimate
|
1
|
.697a
|
.486
|
.404
|
.40474
|
a.
Predictors: (Constant), hubungan lama, audit fee, jasa
lain, profil KAP
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Dengan Komputer
Uji Parsial (uji t)
Uji t ini untuk
menguji signifikansi konstanta dan koefisien regresi variabel-variabel bebas
secara terpisah (Partial). Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai t
hitung dengan nilai t table dengan tingkat kesalahan 5%.
Uji t secara
keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.26. yaitu sebagai berikut:
1.
Variabel independen audit fee (X1), diperoleh nilai t hitung = -2,206 (t hitung) lebih besar
dari pada t tabel) dan tingkat signifikan = 0,037 yang berarti jauh lebih kecil
dari tngkat kesalahan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen audit
fee (X1) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen yaitu independensi akuntan publik (Yr)
(H1 diterima H0 ditolak).
BAB V

5.1 Simpulan
Dari hasil
pengujian hipotesis terhadap data yang berhasil dikumpulkan dari sebagian staf
kantor akuntan publik, dapat diambil kesimpulan:
1.
Audit fee
berpengaruh secara signifikan terhadap independensi akuntan publik. Dari
pengujian berganda nilai t hitung variabel independen audit fee (X1) = -2,206 lebih besar dari nilai
t tabel yaitu ± 2,045 dengan tingkat signifikan untuk X1 = 0,037 jauh dibawah
0,05 maka Ho = ditolak sedangkan H1 = diterima. Dari pengujian secara parsial
nilai t hitung variabel independen audit fee
(X1) = -2,170 lebih besar dari nilai t tabel yaitu ± 2,045 dengan tingkat
signifikan 0,039 jauh dibawah 0,05. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa semakin
besar fee yang diterima oleh kantor
akuntan publik dari klien atas jasa yang telah diberikan dapat mengurangi
independensi akuntan publik dan sebaliknya jika kantor akuntan publik memperoleh
fee yang kecil independensinya dapat
lebih dipertahankan.
2.
|
3.
Profil Kantor Akuntan Publik berpengaruh secara
signifikan terhadap independensi akuntan
publik. Nilai t hitung yang didapat dari pengujian berganda adalah 4,233 dengan
tingkat signifikan 0,000 sedangkan nilai t tabelnya ± 2,045, jauh lebih kecil
dari t hitung, sehingga Ho = ditolak
sedangkan H3 = diterima. Hasil uji
parsial menghasilkan nilai t hitung (X3) = 3,305, dimana nilai t hitung ini
lebih besar dari nilai t tabel yaitu sebesar ± 2,045 dengan tingkat signifikan
0,003 jauh dibawah 0,05. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa profil kantor
akuntan publik yaitu kantor akuntan publik yang pernah mengaudit badan usaha go
publik cenderung lebih independen dibandingkan dengan kantor akuntan publik
yang belum pernah mengaudit badan usaha go
public.
4.
Hubungan audit yang lama antara klien dengan akuntan
publik berpengaruh secara signifikan terhadap independensi akuntan publik.
Nilai t hitung yang didapat dari pengujian berganda yaitu sebesar -3,572 dengan
tingkat signifikan 0,001 jauh di bawah 0,05. Nilai t hitung tersebut lebih
besar dari nilai t tabel yaitu sebesar ± 2,045, maka Ho = ditolak H4 = diterima. Dari pengujian secara parsial nilai
t hitung (X4) yaitu sebesar -2,114 lebih besar dari nilai t tabel yaitu sebesar
± 2,045 dengan tingkat signifikan 0,044 di bawah 0,05. Dapat diambil kesimpulan
bahwa kantor akuntan publik yang memperoleh penugasan audit yang lama (lebih
dari 5 tahun) akan sulit untuk mempertahankan independensi dari kantor akuntan
publik tersebut.
5.
Audit fee,
jasa lain selain audit yang disediakan oleh Kantor Akuntan Publik kepada klien
yang sama, hubungan audit yang lama, secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap independensi akuntan publik. Dari pengujian berganda
didapatkan nilai F sebesar 5,911, dimana nilai F ini lebih besar dari nilai F
tabel 2,76 dengan tingkat signifikan = 0,002, jauh di bawah 0,0005. Maka Ho =
ditolak sedangkan H5 = diterima, yang berarti audit fee, jasa lain, profil KAP dan hubungan yang lama dapat
mempengaruhi secara bersama-sama secara signifikan terhadap independensi
akuntan publik.
Saran
Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi
independensi adalah jasa lain selain audit yang diberikan kepada klien yang
sama dan dalam waktu yang bersamaan dan profil Kantor Akuntan Publik (KAP),
sehubungan dengan hal tersebut maka penulis menyarankan agar:
- KAP tidak memberikan jasa lain selain jasa audit kepada klien yang sama dan dalam waktu bersamaan karena dapat menimbulkan konflik kepentingan. Bagi klien diharapkan menggunakan jasa kantor akuntan publik lain untuk jasa selain audit yang menimbulkan conflict of interest.
- Kantor akuntan publik yang kecil (belum pernah mengaudit badan usaha go publik) sebaiknya melakukan penggabungan supaya dapat meningkatkan sumber keuangan, sumber daya manusia serta meningkatkan profesionalisme, sehingga KAP menjadi semakin besar, kuat dan mempunyai citra yang lebih baik di hadapan masyarakat serta dapat mempertahankan independensi sebab menurut hasil penelitian penulis kantor akuntan publik yang besar cenderung lebih independen daripada kantor akuntan kecil. Pada akhirnya KAP tersebut mempunyai daya saing yang lebih baik untuk mendapatkan klien yang besar.
- Kantor akuntan publik secara rutin mengadakan evaluasi dan perbaikan mutu audit oleh pihak yang berwenang supaya dapat mempertahankan akuntan publik akibat dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya seperti: audit fee, jasa lain selain audit yang diberikan oleh KAP terhadap klien yang sama, profil kantor akuntan publik, hubungan audit yang lama antara klien dengan kantor akuntan publik.
DAFTAR PUSTAKA
AAA
Financial Accounting Standard Committee. 2000. Commentary: SEC Auditor Independence Requirements.
Accounting Horizons Vol. 15 No.4 December
2001, hal 373-386
American
Institute Of Certified Public Accountants, Statement of Auditing Standards
& Statement of Quality Control Standards.
Arens,
A. A., & Loebbecke, James K. 2000. Auditing
An Integrated Approach (eight Edition). United States of America :
Prentice-Hall International Edition.
Arens,
A. A., Elder, Randal J., & Beasley, Mark S. 2003. Auditing and Assurance Services. New Jersey : Pearson Education, Inc.
Buchalter,
Stuart D. & Yokomoto, Kristin L. 2003. Audit Committees’ Responsibilities
and Liability. The CPA Journal (online). http://fetew.ugent.be/AccoEco/nederlands/downloads/CPA%20%20Journal/2003/march/audit_committees’_responsibilities_and_liability.htm
(2003, Maret)
Dunn,
John. 1996. Auditing Theory &
Practice (second edition). Glasgow :
Prentice-Hall.
Geiger,
Marshall A., & Raghunandan, K. 2002, Auditor Tenure and Audit Reporting
Failures. Journal of Accountancy,
hal. 21, No. 1, hal. 75
Halim,
Abdul. 2001. Auditing (Dasar-dasar audit
laporan keuangan) (edisi kedua (revisi)). Jakarta : UPP AMP YKPN
Hartley,
R.V., & Ross, T.L., 1972. MAS and Audit Independence : An Image Problem”. Journal of Accountancy, hal 42-52.
Hill,
C.L., & Booker, Q. 2003. Independence
for Non-Public Entities: Opinions of Members of States Boards of Accountancy. The CPA Journal.
Ikatan
Akuntan Indonesia. 2001. Standar
Profesional Akuntan Publik. Yogyakarta :
PT.Salemba Empat Patria.
Mulyadi.
2002. Auditing (edisi 6). Jogjakarta : PT.Salemba
Empat Patria.
Mulyadi
& Puradiredja, Kanaka. 1998. Auditing
Suatu Pendekatan Terpadu (jilid 1). Jakarta :
Erlangga
Nichols,
Donald. R., & Smith, David. B. 1983. Auditor Credibility and Auditor
Changes. Journal of Accounting Research,
pp. 534-544
Parkash,
Mohinder, & Venable, Carol F. 1993. Auditee Incentives for Auditor Independence : The Case of
Nonaudit Services. The Accounting Review,
Vol. 68 No. 1, pp 113-133.
Santoso,
S. 2001. Mengolah Data Statistik Secara
Profesional (SPSS versi 10.0). Jakarta :
PT.Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Santoso,
S. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik
Parametrik. Jakarta :
PT.Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Shockley,
Randolph A.
1981. Perceptions of Auditors Independence :
An Imprical Analysis. The Accounting
Review, vol. LVI, no.4, pp 785-800.
Siegel,
A., & McGrath, S. 2003. Recognizing and Addressing Conflicts of Interest. The CPA Journal.
Strawser,
Jerry R. & Robert H. Strawser. 2001. Auditing:
Theory & Practice (ninth edition). USA : Thomson Learning
Supriyono.
1998. Pemeriksaan Akuntan (Auditing)
(edisi pertama). BPFE. Yogyakarta .
Turner,
L. E., & J. H. Godwin. 1999. Auditing, Earning Management and International
Accounting Issues at Securities and Exchange Commision. Accounting Horizons, pp: 281-297
Unti,
L., & Maryani, T. 2001. Survei Atas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Dan Perilaku Etis Akuntan. Tema, Volume
II, Nomor I, Maret 2001.
2009,
18 Agustus. Boleh Audit Setelah 3 Tahun, (11 paragraf). Kompas Cyber Media
(online). http://www.kompas.com/bisnis/bursa/0211/13/1738.htm
(2009, 18 Agustus).
2009,
24 September. Perlukah Aturan Baru Untuk Akuntan dan KAP? (17 paragraf). Warta
Ekonomi (online).
http://www.wartaekonomi.com/search_detail.asp?aid=428&cid=8&x=perlukah
(2009, 24 September)
2009,
17 Oktober. Laporan Keuangan Telkom Ditolak US SEC; Mengapa Bisa Terjadi? (1).
(27 paragraf). Jawa Pos (online)
http://search.jawapos.com/index.php?act=detail_s&f_search=audit%20telkom&id=47327
(2009, 17 Oktober)
2009,
26 November. Telkom Menunjuk PWC sebagai Auditor Untuk Filling 20-F Tahun Buku 2002. (5 paragraf). Telkom (online).
Lampiran 1.
Tabel r dengan α =
0.05
|
|||
|
|
|
|
df
|
r
|
df
|
r
|
1
|
0.9511
|
26
|
0.2947
|
2
|
0.8000
|
27
|
0.2451
|
3
|
0.6870
|
28
|
0.2407
|
4
|
0.6084
|
29
|
0.2366
|
5
|
0.5509
|
30
|
0.2327
|
6
|
0.5067
|
31
|
0.2289
|
7
|
0.4716
|
32
|
0.2254
|
8
|
0.4428
|
33
|
0.2220
|
9
|
0.4187
|
34
|
0.2187
|
10
|
0.3981
|
35
|
0.2156
|
11
|
0.3802
|
36
|
0.2126
|
12
|
0.3646
|
37
|
0.2097
|
13
|
0.3507
|
38
|
0.2070
|
14
|
0.3383
|
39
|
0.2043
|
15
|
0.3271
|
40
|
0.2018
|
16
|
0.3170
|
41
|
0.1993
|
17
|
0.3077
|
42
|
0.1970
|
18
|
0.2992
|
43
|
0.1947
|
19
|
0.2914
|
44
|
0.1925
|
20
|
0.2841
|
45
|
0.1903
|
21
|
0.2774
|
46
|
0.1883
|
22
|
0.2711
|
47
|
0.1863
|
23
|
0.2653
|
48
|
0.1843
|
24
|
0.2598
|
49
|
0.1825
|
25
|
0.2546
|
50
|
0.1806
|
Lampiran 2.
Tabel F dengan α =
0.05
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
df2\df1
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
1
|
161.4462
|
199.4995
|
215.7067
|
224.5833
|
230.1604
|
233.9875
|
236.7669
|
238.8842
|
2
|
18.5128
|
19.000
|
19.1642
|
19.2467
|
19.2963
|
19.3295
|
19.3531
|
19.3709
|
3
|
10.1280
|
9.5521
|
9.2766
|
9.1172
|
9.0134
|
8.9407
|
8.8867
|
8.8452
|
4
|
7.7086
|
6.9443
|
6.5914
|
6.3882
|
6.2561
|
6.1631
|
6.0942
|
6.0410
|
5
|
6.6079
|
5.7861
|
5.4094
|
5.1922
|
5.0503
|
4.9503
|
4.8759
|
4.8183
|
6
|
5.9874
|
5.1432
|
4.7571
|
4.5337
|
4.3874
|
4.2839
|
4.2067
|
4.1468
|
7
|
5.5915
|
4.7374
|
4.3468
|
4.1203
|
3.9715
|
3.8660
|
3.7871
|
3.7257
|
8
|
5.3176
|
4.4590
|
4.0662
|
3.8379
|
3.6875
|
3.5806
|
3.5005
|
3.4381
|
9
|
5.1174
|
4.2565
|
3.8625
|
3.6331
|
3.4817
|
3.3738
|
3.2927
|
3.2296
|
10
|
4.9646
|
4.1028
|
3.7083
|
3.4780
|
3.3258
|
3.2172
|
3.1355
|
3.0717
|
11
|
4.8443
|
3.9823
|
3.5874
|
3.3567
|
3.2039
|
3.0946
|
3.0123
|
2.9480
|
12
|
4.7472
|
3.8853
|
3.4903
|
3.2592
|
3.1059
|
2.9961
|
2.9134
|
2.8486
|
13
|
4.6672
|
3.8056
|
3.4105
|
3.1791
|
3.0254
|
2.9153
|
2.8321
|
2.7669
|
14
|
4.6001
|
3.7389
|
3.3439
|
3.1122
|
2.9582
|
2.8477
|
2.7642
|
2.6987
|
15
|
4.5431
|
3.6823
|
3.2874
|
3.0556
|
2.9013
|
2.7905
|
2.7066
|
2.6408
|
16
|
4.4940
|
3.6337
|
3.2389
|
3.0069
|
2.8524
|
2.7413
|
2.6572
|
2.5911
|
17
|
4.4513
|
3.5915
|
3.1968
|
2.9647
|
2.8100
|
2.6987
|
2.6143
|
2.5480
|
18
|
4.4139
|
3.5546
|
3.1599
|
2.9277
|
2.7729
|
2.6613
|
2.5767
|
2.5102
|
19
|
4.3808
|
3.5219
|
3.1274
|
2.8951
|
2.7401
|
2.6283
|
2.5435
|
2.4768
|
20
|
4.3513
|
3.4928
|
3.0984
|
2.8661
|
2.7109
|
2.5990
|
2.5140
|
2.4471
|
21
|
4.3248
|
3.4668
|
3.0725
|
2.8401
|
2.6848
|
2.5727
|
2.4876
|
2.4205
|
22
|
4.3009
|
3.4434
|
3.0491
|
2.8167
|
2.6613
|
2.5491
|
2.4638
|
2.3965
|
23
|
4.2793
|
3.4221
|
3.0280
|
2.7955
|
2.6400
|
2.5277
|
2.4422
|
2.3748
|
24
|
4.2597
|
3.4028
|
3.0088
|
2.7763
|
2.6207
|
2.5082
|
2.4226
|
2.3551
|
25
|
4.2417
|
3.3852
|
2.9912
|
2.7587
|
2.6030
|
2.4904
|
2.4047
|
2.3371
|
26
|
4.2252
|
3.3690
|
2.9752
|
2.7426
|
2.5868
|
2.4741
|
2.3883
|
2.3205
|
27
|
4.2100
|
3.3541
|
2.9603
|
2.7278
|
2.5719
|
2.4951
|
2.3732
|
2.3053
|
28
|
4.1960
|
3.3404
|
2.9467
|
2.7141
|
2.5581
|
2.4453
|
2.3593
|
2.2913
|
29
|
4.1830
|
3.3277
|
2.9340
|
2.7014
|
2.5454
|
2.4324
|
2.3463
|
2.2782
|
30
|
4.1709
|
3.3158
|
2.9223
|
2.6896
|
2.5336
|
2.4205
|
2.3343
|
2.2662
|
Lampiran 3.
Tabel t dengan α =
0.05
|
|||
|
|
|
|
df
|
r
|
df
|
r
|
1
|
12.7062
|
51
|
2.0076
|
2
|
4.3027
|
52
|
2.0066
|
3
|
3.1824
|
53
|
2.0057
|
4
|
2.7765
|
54
|
2.0049
|
5
|
2.5706
|
55
|
2.0040
|
6
|
2.4469
|
56
|
2.0032
|
7
|
2.3646
|
57
|
2.0025
|
8
|
2.3060
|
58
|
2.0017
|
9
|
2.2622
|
59
|
2.0010
|
10
|
2.2281
|
60
|
2.0003
|
11
|
2.2010
|
61
|
1.9996
|
12
|
2.1788
|
62
|
1.9990
|
13
|
2.1604
|
63
|
1.9983
|
14
|
2.1448
|
64
|
1.9977
|
15
|
2.1315
|
65
|
1.9971
|
16
|
2.1199
|
66
|
1.9966
|
17
|
2.1098
|
67
|
1.9960
|
18
|
2.1009
|
68
|
1.9955
|
19
|
2.0930
|
69
|
1.9949
|
20
|
2.0860
|
70
|
1.9944
|
21
|
2.0796
|
71
|
1.9939
|
22
|
2.0739
|
72
|
1.9935
|
23
|
2.0687
|
73
|
1.9930
|
24
|
2.0639
|
74
|
1.9925
|
25
|
2.0595
|
75
|
1.9921
|
26
|
2.0555
|
76
|
1.9917
|
27
|
2.0518
|
77
|
1.9913
|
28
|
2.0484
|
78
|
1.9908
|
29
|
2.0452
|
79
|
1.9905
|
30
|
2.0423
|
80
|
1.9901
|
Lampiran 4.
Output Validitas dan Reliabilitas Audit Fee
|
|
|
|||
Item-total Statististics
|
|
|
|
|
|
|
Scale
|
Scale
|
Corrected
|
|
|
Mean
|
Variance
|
Item-Total
|
Squared
|
Alpha
|
|
if Item
|
if Item
|
Correlation
|
Multiple
|
if Item
|
|
Deleted
|
Deleted
|
|
Correlation
|
Deleted
|
|
X1.1
|
88.000
|
20.276
|
.9384
|
.9503
|
.8866
|
X1.2
|
84.333
|
25.989
|
.8076
|
.6567
|
.9872
|
X1.3
|
87.667
|
19.782
|
.9490
|
.9536
|
.8786
|
|
|
|
|
|
|
N of Cases =
|
|
30.0
|
|
|
|
Reliability Coefficients
|
3 items
|
|
|
|
|
Alpha = .9479
|
|
Standardized item alpha =
.9485
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Output Validitas dan Reliabilitas Jasa Lain Selain
Audit
|
|||||
Item-total Statistics
|
|
|
|
|
|
|
Scale
|
Scale
|
|
|
|
Mean
|
Variance
|
Corrected
|
Squared
|
Alpha
|
|
if Item
|
if Item
|
Item-Total
|
Multiple
|
if Item
|
|
Deleted
|
Deleted
|
Correlation
|
Correlation
|
Deleted
|
|
X2.1
|
63.333
|
70.575
|
.9441
|
.8938
|
.9244
|
X2.2
|
64.667
|
63.954
|
.9135
|
.8391
|
.9569
|
X2.3
|
63.333
|
78.851
|
.9205
|
.8599
|
.9499
|
|
|
|
|
|
|
N of Cases =
|
|
30.0
|
|
|
|
Reliability Coefficients
|
3 items
|
|
|
|
|
Alpha = .9616
|
Standardized item alpha =
.9658
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Output Validitas dan Reliabilitas Profil KAP
|
|
||||
Item-total Statistics
|
|
|
|
|
|
|
Scale
|
Scale
|
|
|
|
Mean
|
Variance
|
Corrected
|
Squared
|
Alpha
|
|
if Item
|
if Item
|
Item-Total
|
Multiple
|
if Item
|
|
Deleted
|
Deleted
|
Correlation
|
Correlation
|
Deleted
|
|
X3.1
|
63.333
|
39.540
|
.8666
|
.7644
|
.8884
|
X3.2
|
65.333
|
32.920
|
.8782
|
.7828
|
.8743
|
X3.3
|
63.333
|
36.782
|
.8209
|
.6741
|
.9175
|
|
|
|
|
|
|
N of Cases =
|
|
30.0
|
|
|
|
Reliability Coefficients
|
3 items
|
|
|
|
|
Alpha = .9267
|
Standardized item alpha =
.9294
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Output Validitas dan Reliabilitas Hubungan Yang Lama
|
|||||
Item-total Statistics
|
|
|
|
|
|
|
Scale
|
Scale
|
|
|
|
Mean
|
Variance
|
Corrected
|
Squared
|
Alpha
|
|
if Item
|
if Item
|
Item-Total
|
Multiple
|
if Item
|
|
Deleted
|
Deleted
|
Correlation
|
Correlation
|
Deleted
|
|
X4.1
|
63.333
|
47.126
|
.9719
|
.9599
|
.9424
|
X4.2
|
63.333
|
47.816
|
.9110
|
.8429
|
.9865
|
X4.3
|
62.667
|
48.230
|
.9517
|
.9477
|
.9571
|
|
|
|
|
|
|
N of Cases =
|
|
30.0
|
|
|
|
Reliability Coefficients
|
3 items
|
|
|
|
|
Alpha = .9744
|
Standardized item alpha =
.9747
|
|
Lampiran 5.
Cooefficientsa
|
|||
|
|
|
|
Model
|
|
Collinearity Statistics
|
|
Tolerance
|
VIF
|
||
1
|
audit fee
|
.955
|
1.047
|
|
jasa lain
|
.817
|
1.225
|
|
profil KAP
|
.760
|
1.315
|
|
hubungan lama
|
.647
|
1.545
|
|
a. Dependent Variable: independensi (Y)
|
|
|
Cooefficients
Correlationsa
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||
Model
|
|
hubungan lama
|
audit fee
|
jasa lain
|
profil KAP
|
|||
1
|
Correlation
|
hubungan lama
|
1.000
|
.183
|
.428
|
-.480
|
||
|
|
audit fee
|
.183
|
1.000
|
.095
|
-.180
|
||
|
|
jasa lain
|
.428
|
.095
|
1.000
|
-.196
|
||
|
|
profil KAP
|
-.480
|
-.180
|
-.196
|
1.000
|
||
|
|
|
|
|
|
|
||
|
Covariances
|
hubungan lama
|
7,41E+00
|
1,66E+00
|
2,32E+00
|
-3.81E-03
|
||
|
|
audit fee
|
1,66E+00
|
1,10E+01
|
6,27E-01
|
-1.74E-03
|
||
|
|
jasa lain
|
2,32E+00
|
6,27E-01
|
3,96E+00
|
-1.13E-03
|
||
|
|
profil KAP
|
-3,81E+00
|
-1.74E-03
|
-1.13E-03
|
8,48E+00
|
||
|
|
|
|
|
|
|
||
a. Dependent Variable: independensi (Y)
|
|
|
|
|||||
Lampiran 6.
Coefficients
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
Model
|
|
Unstandardized
|
Standardized
|
T
|
Sig.
|
|
Coefficients
|
Coefficients
|
|||||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
|
(Constant)
|
4.789
|
.867
|
|
5.523
|
.000
|
|
audit fee
|
-.428
|
.197
|
-.379
|
-2.170
|
.039
|
|
jasa lain
|
-.385
|
.153
|
-.429
|
-2.512
|
.018
|
|
profil KAP
|
.587
|
.178
|
.530
|
3.305
|
.003
|
|
hubungan lama
|
-.317
|
.150
|
-.371
|
-2.114
|
.044
|
|
|
|
|
|
|
|
a.
Dependent Variable: independensi (Y)
|
|
|
|
|
Model Summary
|
||||
|
|
|
|
|
Model
|
R
|
|
Adjusted
|
Std. Error of
|
|
The Estimate
|
|||
X1
|
.379a
|
.144
|
.113
|
.77936
|
X2
|
.429a
|
.184
|
.155
|
109.049
|
X3
|
.530a
|
.281
|
.255
|
.89528
|
X4
|
.371a
|
.138
|
.107
|
.87690
|
|
|
|
|
|
a.
Predictors: (Constant), audit fee (X1), jasa lain (X2)
|
||||
profil KAP
(X3), hubungan lama (X4)
|
||||
b.
Dependent Variable: independensi (Y)
|
Lampiran 7.
Correlations
|
|||
|
|
|
|
|
|
independensi
|
audit fee
|
(X1)
|
|
||
Pearson Correlation
|
independensi (X1)
|
1.000
|
-.379
|
|
audit fee
|
-.379
|
1.000
|
Sig. (1-tailed)
|
independensi (X1)
|
.
|
.019
|
|
audit fee
|
.019
|
.
|
N
|
independensi (X1)
|
30
|
30
|
|
audit fee
|
30
|
30
|
Pearson Correlation
|
independensi (X2)
|
1.000
|
-.429
|
|
jasa lain
|
-.429
|
1.000
|
Sig. (1-tailed)
|
independensi (X2)
|
.
|
.009
|
|
jasa lain
|
.009
|
.
|
N
|
independensi (X2)
|
30
|
30
|
|
jasa lain
|
30
|
30
|
Pearson Correlation
|
independensi (X3)
|
1.000
|
-.530
|
|
Profil KAP
|
-.530
|
1.000
|
Sig. (1-tailed)
|
independensi (X3)
|
.
|
.001
|
|
Profil KAP
|
.001
|
.
|
N
|
independensi (X3)
|
30
|
30
|
|
Profil KAP
|
30
|
30
|
Pearson Correlation
|
independensi (X4)
|
1.000
|
-.371
|
|
hubungan lama
|
-.371
|
1.000
|
Sig. (1-tailed)
|
independensi (X4)
|
.
|
.022
|
|
hubungan lama
|
.022
|
.
|
N
|
independensi (X4)
|
30
|
30
|
|
hubungan lama
|
30
|
30
|
Lampiran 8.
ANOVAb
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
Model
|
Sum of
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
Squares
|
|
|
|
|
||
X1
|
Regression
|
2.859
|
1
|
2.859
|
4.707
|
.039a
|
|
Residual
|
17.007
|
28
|
.607
|
|
|
|
Total
|
19.867
|
29
|
|
|
|
X2
|
Regression
|
7.503
|
1
|
7.503
|
6.310
|
.018a
|
|
Residual
|
33.297
|
28
|
1.189
|
||
|
Total
|
40.800
|
29
|
|
||
X3
|
Regression
|
8.757
|
1
|
8.757
|
10.925
|
.003a
|
|
Residual
|
22.443
|
28
|
.802
|
||
|
Total
|
31.200
|
29
|
|
||
X4
|
Regression
|
3.436
|
1
|
3.436
|
4.468
|
.044a
|
|
Residual
|
21.531
|
28
|
.769
|
||
|
Total
|
24.967
|
29
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
a.
Predictors: (Constant), audit fee (X1), jasa lain (X2), profil KAP
(X3)
|
||||||
hubungan lama
(X4)
|
|
|
|
|
||
b.
Dependent Variable: independensi (Y)
|
|
|
DAFTAR KUESIONER RESPONDEN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
A. Pertanyaan Umum
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR KUESIONER
Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang
anda anggap paling tepat.
Khusus untuk pertanyaan nomor 1 (satu) sampai
dengan nomor 3 (tiga) disisi sesuai dengan data anda. Jika anda dan atau KAP
anda keberatan mencatumkan identitasnya, pertanyaan nomor 1 (satu) boleh tidak
dijawab.
1. Nama :
2. Jabatan :
3. Jenis-jenis jasa yang pernah diberikan
pada klien yang sama:
a. Pemeriksaan Umum
b. Pemeriksaan Khusus
c. Penyusunan Sistem Akuntansi
d. Jasa Konsultasi Perpajakan
e. Jasa Konsultasi Manajemen Lainnya
4. Kantor akuntan anda telah berapa banyak
mengaudit badan usaha yang telah go
public?
a. Kurang dari 5 badan usaha
b. Antara 6 sampai dengan 10 badan usaha
c. Lebih dari 10 badan usaha
5. Berapa lama biasanya kantor akuntan anda
mengaudit suatu badan usaha atau melakukan hubungan audit dengan klien?
a. Kurang dari 5 tahun
b. Lima tahun lebih
DAFTAR KUESIONER RESPONDEN
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR KUESIONER
Berilah tanda (X) angka pada kolom yang tersedia sesuai dengan penilaian
anda untuk memberikan komentar “SS” (sangat setuju), atau “STS” (sangat tidak
setuju). Semakin ke kiri jawaban anda maka menunjukkan sikap anda yang sangat
setuju terhadap pertanyaan tersebut dan sebaliknya.
1. Pertanyaan mengenai Audit
Fee
Pertanyaan
|
SS
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
STS
|
|||||||
1. Kantor akuntan publik
cenderung untuk menerima klien yang memberikan fee yang besar kepada KAP tersebut.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
2. Audit fee
yang besar dapat membuat kantor akuntan publik sulit untuk mempertahankan
independensinya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
3. Suatu kantor akuntan
publik akan mengaudit badan usaha yang beresiko tinggi dengan audit fee yang besar.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
4. Menurut anda, apakah besar kecilnya audit fee yang diterima kantor akuntan
publik mempengaruhi independensi akuntan publik tersebut?
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
DAFTAR KUESIONER RESPONDEN
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
2. Pertanyaan mengenai Jasa lain
yang disediakan oleh Kantor Akuntan Publik
Pertanyaan
|
SS
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
STS
|
|||||||
1. Sebuah kantor akuntan
publik yang menyediakan jasa lain selain audit kepada satu klien yang sama
akan sulit untuk mempertahankan independensinya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
2. Semakin banyak jasa yang dilakukan oleh
suatu kantor akuntan publik kepada klien yang sama maka hal itu dapat
mempengaruhi independensi dari akuntan publik tersebut.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
3. Kantor akuntan publik
yang memberikan jasa konsultasi dan memberikan jasa audit terhadap klien yang
sama maka akuntan publik tersebut cenderung untuk memberikan opini yang tidak
sesuai kenyataan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
4. Menurut anda, apakah
kantor akuntan publik yang menyediakan jasa lain selain jasa audit terhadap
klien yang sama akan mempengaruhi independensi akuntan publik tersebut?
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
DAFTAR KUESIONER RESPONDEN
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
3. Pertanyaan mengenai Profil Kantor
Akuntan Publik
Pertanyaan
|
SS
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
STS
|
|||||||
1. Kantor akuntan publik yang pernah mengaudit
badan usaha go public memiliki
reputasi yang baik sehingga independensinya baik.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
2. Kantor akuntan publik yang pernah mengaudit
badan usaha go public mempunyai
tanggung jawab legalitas yang lebih besar daripada KAP yang belum pernah
mengaudit perusahaan go public
sehingga independensinya lebih baik.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
3. Suatu kantor akuntan publik yang belum
pernah mengaudit badan usaha go publik
maka legalitasnya lebih rendah sehingga independensinya dapat diragukan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
4. Menurut anda, apakah
kantor akuntan publik yang pernah atau tidak pernah mengaudit badan usaha go public akan mempengaruhi
independensi akuntan publik dalam melakukan audit?
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
DAFTAR KUESIONER RESPONDEN
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
4. Pertanyaan mengenai Hubungan
audit yang lama antara kantor akuntan publik dengan klien
Pertanyaan
|
SS
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
STS
|
|||||||
1. Hubungan audit yang
lama antara kantor akuntan publik dengan klien dapat membuat kantor akuntan
tersebut segan untuk menolak keinginan klien.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
2. Opini yang diberikan oleh suatu kantor
akuntan publik yang berhubungan lama dengan klien tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
3. Kantor akuntan publik
yang memperoleh penugasan audit pada klien yang sama dalam jangka waktu lebih
dari 5 tahun dapat mempengaruhi independensi kantor akuntan tersebut.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
4. Menurut anda, apakah hubungan
audit yang semakin lama antara kantor akuntan publik dengan klien dapat
mempengaruhi independensi dari akuntan publik tersebut?
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
Selamat malam. pak saya mahasiswa yang akan meneleti tentang audit fee, namun saya kesulitan dalam mencari jurnal dan kuesioner yang valid mengenai subjek ini. bisakah bapak membantu saya mengiriman melalui email tentang jurnal dan kuesionernya ke kikisetiarizky@gmail.com
BalasHapusbesar harapan saya dapat menerima jurnal dan kuesionernya karena akan sangat membantu saya.
terimakasih sebelumnya :)
Ass pak.Saya mahasiswa yang akan meneliti mengenanai audit Fee, tapi saya kesulitan dalam memperoleh jurnal tentang audit fee ini. saya berharap Bapak bisa membantu saya mengirim melalui email saya surdagusti123@gmail.com
BalasHapussaya sangat berharap sekali Bapak bisa membantu saya.
Terima kasih
selamat soren saya mahasiswa yang juga ingin meneliti mengenai audit fee, dan seperti yang lain saya kesulitan untuk mendapatkan jurnal, apakah bapak berkenan membantu saya mengirim melaluui emai devinavirginia@yahoo.com
BalasHapustrima kasih sebelumnya
selamat sore bapak,saya mahasiswa yang sedang meneliti mengenai hubungan yang lama antara auditor dengan klien terhadap independensi,saya kesulitan dalam mendapatkan jurnalnya,,apakah bapak berkenan membantu saya dengan mengirim melalui email emmayulianni23@gmail.com
BalasHapusbesar harapan saya,bapak berkenan membantu..terimakasih :)
pak . apakah bapak bisa memberikan referensi yang jelas atas penelitian yg bapak lakukan diatas . jika bisa . tolong berikan referensi nya dengan mengirim ke alamat email saya iqbal_240992@yahoo.co.id.
BalasHapusterima kasih .
pak maaf mengganggu, saya juga membutuhkan referensi atas penelitian yg bapak lakukan terutama audit fee..
BalasHapusjika berkenan mohon bantuannya dengan mengirimkan ke email saya poseidon.atlantis@yahoo.com
Terima Kasih
Assalamu alikum Pak, maaf mengganggu sebelumnya... salam kenal juga..
BalasHapusSaya mahasiswiyang akan meneliti mengenanai audit Fee, tapi saya kesulitan dalam memperoleh jurnal tentang audit fee ini. saya berharap Bapak bisa membantu saya mengirim melalui email saya " Sukmawatysudirman715@yahoo.co.id "
saya sangat berharap sekali Bapak bisa membantu saya.
Terima kasih
Wassalam...
maaf pak mengganggu.....saya mahasiswa akuntansi yang sedang menyusun skripsi mengenai independensi auditor dan saya sangat tertarik dengan penelitian yang bapak lakukan ini. saya sangat berharap bapak bisa memberikan referensi jurnal mengenai independensi auditor, terutama jurnal internasional yang bapak miliki. mohon bantuannya pak.
BalasHapustolong kirimkan referensi jurnalnya ke mihblackid111@gmail.com
Selamat malam pak, saya mahasiswa yang sedang meneliti tentang hubungan audit fee dengan independensi auditor dan saya kesulitan mencari jurnal, bear harapan saya Bapak bersedia memberikan jurnal serta referensi ke riderpurple@rocketmail.com atas kebijakan Bapak saya haturkan Terima kasih
BalasHapusselamat malam pak, saya mahsiswa yang sedang menyusun skripsi tentang fee audit dan profesionalime, tetapi saya kesulitan mencari jurnalnya. saya sangat berharap bapak bersedia membantu saya dengan memberi jurnal serta referensi terkait, mohon bantuan nya pak.bapak bisa mengirimnya ke email saya pipit.asmara@gmail.com. sebelumnya saya ucapkan terima kasih
BalasHapusSelamat siang pak.Saya mahasiswa yang akan meneliti jurnal pengaruh struktur governance dan lamanya pengendalian internal terhadap fee audit tapi saya kesulitan dalam memperoleh jurnal tentang audit fee ini. saya berharap Bapak bisa membantu saya mengirim melalui email saya virginnity73@yahoo.com
BalasHapussaya sangat berharap sekali Bapak bisa membantu saya.
Terima kasih
Selamat siang. pak saya mahasiswa yang akan meneleti tentang audit fee, namun saya kesulitan dalam mencari jurnal dan kuesioner yang valid mengenai subjek ini. bisakah bapak membantu saya mengiriman melalui email tentang jurnal dan kuesionernya ke iniemailyamaruli@yahoo.co.id
BalasHapusbesar harapan saya dapat menerima jurnal dan kuesionernya karena akan sangat membantu saya
Trimakasih
selamat siang. pak saya mahasiswa universitas dijakarta sedang menyusun skripsi mengenai audit fee, namun saya kesulitan untuk mencari kuesioner tentang audit fee yang valid, saya mohon pertolongan bapak untuk mengirim daftar kuesioner ttg audit fee tsb jikalau berkenan tolong dikirim ke aditya.maullanaa@gmail.com, terimakasih
BalasHapuspak saya mahasiswa s2 sedang menyusun tesis mengenai pengaruh audit fee, namun saya kesulitan untuk mencari jurnal tentang audt fee, mohon bantuannya untuk bapak mengirim jurnal tentang audit fee jikalau berkenan tolong kirim ke peni.wahyuni@gmail.com
BalasHapus